
Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menegaskan komitmennya sebagai Perguruan Tinggi yang inklusif dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tercermin melalui Masa Ta’aruf Penerimaan Mahasiswa Baru (Masta PMB) Batch ke-2 tahun 2025 yang mencapai 1.340 mahasiswa dengan latar belakang yang sangat beragam, termasuk mahasiswa asing dan mahasiswa Non-Muslim.
Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menegaskan bahwa posisi UMS semakin menguat di kancah global. Ia mengungkap keberagaman mahasiswa baru yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Solo dan wilayah lainnya telah menunjukkan diversitas yang luar biasa.
“Mahasiswa baru UMS Batch ke-2 menunjukkan diversitas yang luar biasa, berasal dari berbagai kota dan kabupaten yang lebih kaya dan beragam dari sebelumnya. Ini menunjukkan positioning UMS di kancah global makin bagus,” tegas Harun ketika diwawancarai, Minggu (28/9).
Harun mengungkap UMS memposisikan diri sebagai kampus yang rahmatan lil ‘alamin dan kampus yang terbuka untuk semua kalangan tanpa membedakan ras, suku dan agama. Dengan tegas ia menyampaikan bahwa UMS didesain secara khusus untuk menjadi ruang pendidikan yang ramah bagi semua.

“Positioning UMS sebagai kampus yang inklusif, kampus yang untuk semua, kampus yang rahmatan lil alamin, yang memberikan kesempatan kepada semua masyarakat dan semua lulusan untuk bergabung ke UMS, baik SLTA, SMA, MAN ataupun SMK tanpa membedakan ras, suku, maupun agama,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menekankan dua hal utama yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa baru yaitu inovasi tanpa henti dan invensi yang membumi. Hal sejalan dengan tujuan UMS untuk menjadi Perguruan Tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadi wadah untuk mengembangkan potensi diri.
“Invensi yang memberikan norma kemanfaatan, kebermanaan dalam hidup, kehidupan, penghidupan, berpenghidupan, bermasyarakat,” Jelas Harun.
Di sisi lain, Aventia Putri Luna Suryana Mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berbagi pengalamannya sebagai mahasiswa yang beragama Katolik. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan diskriminasi oleh lingkungan sekitar selama hampir satu bulan berkuliah di UMS.
“Senang dan bahagia itu pasti ya, karena sejauh ini aku tidak merasa dibeda-bedakan di sini. Dosennya juga aman dan lingkungannya nyaman,” ungkapnya.
Uniknya, mahasiswi yang akrab disapa Luna juga menceritakan bahwa orang tuanya mendukung keputusannya kuliah di UMS. Hal ini menunjukkan bahwa inklusivitas kampus ini juga diterima baik oleh keluarga dengan latar belakang agama yang beragam.
Selain itu, Luna mengungkap keputusannya memilih Manajemen sebagai program studi pilihannya bukan tanpa sebab. Ia memiliki cita-cita membuka usaha sendiri sehingga menurutnya hal ini akan membantu memberikan bekal pengetahuannya tentang bisnis.
“Pengennya sih bisa buka usaha sendiri ya,” harapnya.
Kontributor: Zaatuddin
Editor: Alfarabi