Oleh: Fathimah Khoirun Nisa
“sebuah renungan di zaman penuh distraksi menuju akhirat”
Adakalanya dalam hidup ini kita didatangkan dengan kekosongan, keheningan, dan tanda tanya tentang hidup ini, baik ketika dengan banyak orang, maupun hanya kita seorang, bahkan dalam kekosangan tersebut terkadang kita menanyakan pada diri sendiri “mau apa aku sebenanya”, “apa yang aku cari”, atau bahkan kita tidak menyadari apa yang sebenanrnya harus kita cari, maka tulisan ini saya buat karena melihat beberapa aspek dilingkungan saya yang menurut saya perlu untuk direnungi.
Semoga apa yang disajikan dalam tulisan-tulisan ini dapat merubah engkau untuk semakin bersungguh-sungguh menuju kebahagiaan yang abadi.
Nasihat ku untuk dirimu
Waktu demi waktu berlalu, umur yang semakin hari semakin bertambah tua, yang jelas menunjukan ajal kita semakin dekat, nasihat demi nasihat kita peroleh, lantas kita masih sering lupa apa yang menjadi tujuan kita dalam hidup ini sebenarnya.
Bukan lagi tentang karena kita ada dalam hal yang kita tuju lantas kita sering lupa, tapi kurang nya usaha kita untuk terus mengingat apa yang sebenarnya kita tuju dengan lebih sungguh-sungguh, terutama tentang kehidupan setelah kematian.
Wahai engkau, jangan buang waktumu sia-sia untuk terus menumpuk dosa, berapa banyak yang Allah matikan tatkala mereka sedang melakukan perbuatan yang Allah tidak sukai, maka apa yang menjadi akhir dari hidupmu adalah apa yang sering engkau lakukan.
Perhatikanlah baik-baik, bukankah engkau dibumi ini diciptakan sebagai pembawa kebaikan, sebagai kholifatullah dan menjalankan perintah tuhanmu?, maka sudah sepantasnya kita sebagai hamba ini taat, dan ketauhilah, pintu ampunan Allah itu luas, maka bersegeralah meminta ampun kepadaNya dengan sungguh, sebelum Allah mencabut waktumu di dunia ini.
Bersegeralah! Tidak nanti, tapi sekarang
Pergilah dalam kesendirian dan intropeksi diri, tanyakan pada diri, apakah sholatku sudah khusyuk, apakah Allah ridha dengan ku, apakah aku akan baik-baik saja di kehidupan ku kelak, pikirkan hal- hal yang yang nantinya kau akan dimintai pertanggung jawaban.
Maka nasihat berharga dari ku untuk dirimu ialah KEMATIAN.
Jadikan kematian sebagai sebaik-baik nasihat, bersungguh-sungguhlah dengan hal tersebut, dengan demikian engkau akan selalu terjaga untuk benar-benar mempersiapkannya.
Bersungguh-sungguhlah dalam perkara iman
Mari kita renungkan, kira-kira berapa banyak manusia diluar sana yang dalam sendirinya ia berbuat apa yang tidak Allah sukai, atau anggaplah itu diri kita sendiri, padahal sejatinya kita tidak akan dan tidak pernah sendiri, jika engkau beriman maka engkau akan sadar akan hal ini.
Lantas apa makna beriman?, yaitu ketika engkau memahami dengan baik, meyakini dan mengerjakan rukun iman yang 6.
Iman mu kepada Allah, yakni engkau memahami nama dan sifat Allah, bahwa Allah maha melihat apapun yang engkau kerjakan, Allah maha tahu bahkan apa yang tersembunyi di dalam hatimu, dan sifat-sifat Allah yang agung lainnya yang harus kau pahami betul, dan engkau harus bersungguh-sungguh dalam meyakininya.
Maka apakah engkau tidak malu apabila engkau berbuat apa yang allah tidak cintai, sedangkan engkau berusaha menyembunyikan keburukan mu dihadapan manusia, apakah engkau merasa “lagipula hal tersebut tidak akan terbongkar!” bukankah janji Allah itu pasti, dan azab Allah sungguh lah keras, maka bergegaslah memohon ampun kepadanya.
Pada rukun iman yang kedua yaitu beriman kepada Malaikat-Malaikat Allah, sadari! bahwa saat ini pun, saat engkau membaca tulisan ini, Malaikat sedang berada disampingmu atau bahkan sedang mencatat perbuatan mu, wallahu a`lam, begitulah salah satu cara kerja keimanan pada point ke dua ini.
Berikutnya, beriman kepada kitab-kitab Allah, dimana kita wajib meyakini seluruh kitab-kitab yang Allah turunkan, dan Al-Qur`an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, artinya Al-Qur`an adalah pedoman kita saat ini. Al-Qur`an berisi petunjuk yang banyak dalam kehidupan sebelum kematian dan sesudahnya, maka coba lihat ayat 2 surat Al-Baqoroh yang artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
Dari ayat tersebut, coba kita tanyakan pada diri kita, apakah kita sudah bertakwa dengan menyadari dan menjadikan Al-Qur`an ini sebagai petunjuk? atau selama ini kita lebih sering hanya sekedar membacanya tanpa memahami maknanya, maka jika hal ini sudah disampaikan, sebaiknya bersungguh-sungguhlah untuk memahami isi Al-Qur`an.
Selain itu, beriman kepada rosul, merasa cinta kepadanya dan menyadari bahwa petunjuk yang rosul berikan kepada kita akan mempermudah untuk melakukan kebaikan-kebaikan dengan cara yang sebenarnya tidak sulit, engkau hanya perlu melaksanakan dengan sungguh apa yang rosul telah sampaikan kepada kita dari hadist ataupun yang turun kepada nabi dan rosul terakhir kita yaitu Nabi Muhammad ﷺ berupa Al-Qur`an yang kita ketahui sebagai point rukun iman ke tiga.
Dari keempat rukun iman diatas, sudahkah kamu merasa mawas diri dan diawasi?
Maka kita lanjutkan ke perihal beriman kepada hari akhir, hari dimana kehidupan kita didunia ini berakhir, perlu engkau ketahui, banyak dari kita yang mungkin hanya menyadari bahwa hari akhir itu adalah hari dimana kita diberi balasan atas perbuatan-perbuatan kita, hari dimana engkau was-was dengan amalan mu, hari ketika apa yang engkau kerjakan sekedar untuk dunia dan tidak ditujukan kepada akhirat maka akan sia-sia.
Hari dimana engkau disadarkan bahwa kehidupan sebelumnya bukanlah kehidupan yang sejati, ataupun hari dimana kita dikumpulkan di padang mahsyar dan tentunya hari itu ialah hari yang pasti akan terjadi. Kita mungkin sering lupa bahwa ada lagi satu hari akhir, yang bisa terjadi kapan pun dan dimana pun kita berada, dia adalah Kematian.
Kematian siap menjemputmu kapan pun, kematian tidak pandang bulu, siapapun akan ia datangi, bagaimana jika Allah sudah berkehendak mengambil waktumu di dunia, maka persiapkan lah diri mu dengan baik sebelum hari itu tiba.
Terakhir, beriman kepada qadha dan qadhar, yaitu takdir baik ataupun buruk, maka hendaknya ketika engkau diberi hal yang baik ataupun musibah, percayalah! hal tersebut ialah apa yang terbaik, yang allah berikan kepada engkau, walaupun engkau tidak melihat sebuah kebaikan di dalam musibah, maka sudahkah engkau bersyukur atas pemberian Allah kepadamu selama ini? , bahkan untuk umur yang masih Allah berikan sekarang ini, maka gunakanlah dengan sebaik-baiknya dan jangan sia-siakan kesempatan besar tersebut.
Maka wahai engkau yang membaca tulisan ini, bersungguh-sungguh lah terhadap perkara keimanan ini, jika engkau ingin menjadi orang yang beriman, karena sejatinya apa yang engkau lakukan akan kembali pada dirimu sendiri.
Apakah aku adalah muslim sejati?
Jika engkau muslim tentunya engkau telah melaksanakan rukun Islam dengan baik dan sungguh, maka juga dengan demikian itu engkau adalah muslim yang sejati insya Allah.
Adapun rukun islam yang kita ketahui, ialah syahadat, mendirikan sholat, puasa, menunaikan zakat dan haji. Jadi, bersyukurlah bagi engkau yang dilahirkan dari keluarga yang muslim, jagalah kemurnian tauhid tersebut, perhatikan perkara-perkara yang dapat merusak tauhid tersebut, dan berhati -hatilah terhadap kekafiran.
Imam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa syarat-syarat seseorang dapat dihukumi kafir ialah: 1. Mengetahui (dengan jelas), 2. Dilakukan dengan sengaja, dan 3. Tidak ada paksaan. Maka pastikan dirimu tidak memenuhi syarat kekafiran tersebut.
Selanjutnya ialah juga perkara yang besar. dimana perkara ini adalah perkara yang paling pertama dihisab, yaitu mendirikan sholat, maka sudahkah sholat kita ini benar? apakah sholat kita sudah khusyuk? atau bahkan engkau sering atau bahkan telah meninggalkan hal yang amat besar ini?. Karena sholat adalah salah satu penentu sebarapa berkualitasnya kehidupan kita sekarang, sehingga hal itu dapat dilihat dari seberapa bagus dan baiknya sholat kita.
Maka perbaiki dan jaga sholatmu!
Selain itu berpuasalah! adapun puasa yang wajib, ialah puasa dibulan Ramadhan, dan ada juga puasa sunnah seperti puasa senin kamis, dan ayamul bidh, dimana dalam hal ini ada hikmah yang besar dalam puasa tersebut, yakni perkara sabar, syukur, dan jujur. Bagi engkau yang belum merasakan hikmah dibalik berpuasa.
Maka, berpuasalah dengan sungguh, temukan arti kesabaran pada saat engkau diuji dengan menahan hawa nafsumu dan temukan rasa syukurmu dengan mentaati perintah tuhanmu dalam berpuasa, yaitu diperintahkan atasmu untuk berbuka dan menjauhi apa yang dapat membatalkannya, dua hal yang tidak dapat dipisahkan tentunya, antara bersabar dan bersyukur.
Adapun hikmah kejujuran dalam berpuasa, bisa jadi ketika berpuasa engkau berbohong kepada orang lain seakan-akan engkau berpuasa, dan Ketika datang waktu berbuka maka engkau ikut antusias berbuka, mungkin saja engkau masih bisa menutupi kebohongan kepada manusia, namun tidak pada allah, maka jujur ini adalah perkara yang sama pentingnya dengan sabar dan syukur bagi seorang muslim, karena dengannya engkau akan mendapatkan taqwa dan tawakal kepada Allah.
Adapun sebagai indikasi akan jujurnya keimanan seorang adalah zakat, Ketika seseorang mencintai hartanya, karena harta adalah sesuatu yang dicintai manusia dan sesuatu yang dicintai maka akan sulit dikorbankan kecuali untuk sesuatu yang lebih dicintai, maka zakat disini adalah sodaqoh, dan dari zakat tersebut akan menjadikan seorang menjadi muslim yang sempurna, maka niatkan zakat tersebut karena Allah, karena apa yang diperintahkan Allah terhadap perkara ini amat lah banyak kebaikan yang ada padanya (zakat).
Yang terakhir adalah berhajilah bagi yang mampu, dalam perkara ini Allah menganjurkan untuk kita berhaji apabila engkau mampu, maksudnya yaitu Allah tidak memaksa ibadah haji tersebut bagi hambanya yang tidak mampu, maka islam sebenarnya adalah agama yang mudah, dan tidak ada lagi alasan untuk mempersulit diri kita sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan rosulnya. Dan haji ini bisa dibilang sebagai ibadah dan ketaatan final.
Adapun hikmah dibalik berhaji ialah menjadikan kita berserah sepenuhnya dalam beribadah kepada Allah dan seluruh amalan haji adalah tauhid, bentuk pengesaan terhadap Allah, maka berdoalah bagi engkau yang belum Allah mampukan haji supaya Allah mampukan, berdoalah dengan sungguh, dan memperhatikan syarat diterimanya doa. Maka hal tersebut juga seharusnya bisa kita terapakan dalam ibadah-ibadah lainya untuk bersungguh-sungguh menggapai ridha Allah dan berserah sepenuhnya dalam beribadah kepada Allah,
Maka hendaknya seorang muslim sejati ialah dia yang memeperhatikan, dan bersungguh-sungguh dalam memahami dan melaksanakan rukun-rukun islam tersebut.
Merenunglah dalam kesendirian
Merenung, adalah kunci untuk melatih kita selalu interopeksi diri, apakah dalam kesendirian itu kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dan membuat kita semakin taat kepada Allah,apakah di dalam kesindirian itu sudah menjadikan kita seorang muslim yang beriman, atau bahkan sebaliknya, karena dalam kesendirian itulah nilai kita sebenarnya, sehingga kita dapat membentuk dan menentukan perinsip kita, atau apa tujuan kita, atau pencapaian apa yang kita inginkan kelak, tentunya engkau harus mengetahui dengan betul, bahwa dalam kesendirian itu hanya ada engkau dan Allah.
Sejauh mana kita menjadi muslim yang beriman, sejauh mana kita memperhatikan hal yang memang seharusnya kita perhatikan.
Perhatikan apa yang kau lakukan dalam kesendirian, sadarilah sudah saatnya engkau banyak-banyak berintropeksi diri, akan dibawa kemana hidupmu? Kepada akhir yang Bahagia atau sebaliknya, kepada kebahagian di dunia dan akhirat atau sebaliknya. Maka sebelum engkau merenung, akan aku sampaikan sebuah nasihat kembali bahwa kematian bisa datang kapan saja, maka perhatikan lah akan dibawa kemana hidupmu.
Berdoalah kepada Allah dengan sungguh, perhatikan syarat diterimanya doa, berdoalah agar hidayah selalu hadir kepadamu, karena sejatinya, kita ini sangat perlu hidayah dari Allah, banyak orang yang tinggi derajatnya, yang paham akan suatau perkara dan mengetahui ilmunya, namun Allah sesatkan ia, padahal ia kuat dan cerdas. maka hidayah itu perlu bagaimana pun diri kita dan hendaknya kita berusaha untuk selalu mencarinya (hidayah).
“Bersabarlah sebentar dalam melaksakan ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya dan meninggalkan apa yang Allah dan RosulNya benci. Maka perkara tersebut jauh lebih ringan dibanding engkau bersabar terhadap neraka dan pedihnya siksaan”
Fathimah Khoirun Nisa, Bendahara Umum HMP IQT UMS 2024
Sumber: Makna Kehidupan; Refleksi dan Harapan