BeritaInspirasiJateng

Cegah Osteoarthritis, Tim Fisioterapis UMS Dorong Aksi Nyata Melalui Penyuluhan di Sukoharjo

KABARMUH.ID, SURAKARTA – Suasana hangat mengenang salah satu rumah warga Desa Nguter, Sukoharjo. Sejak pagi, puluhan lansia datang dengan penuh semangat untuk mengikuti Posyandu lansia. Kali ini lansia tidak hanya mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi juga penyuluhan osteoarthritis (OA) yang dipandu oleh mahasiswa Pendidikan Profesi Fisioterapis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Koordinator tim 8, mahasiswa pendidikan profesi Fisioterapis angkatan X UMS, Muhammad Rafif ‘Ulwan, S.Kes., mengungkapkan acara ini terwujud berkat kolaborasi lintas sektor, mulai dari mahasiswa Fisioterapis, bidan desa, kader kesehatan, hingga dukungan warga setempat. Kepala Puskesmas Nguter menekankan pentingnya sinergi tersebut dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Kami senang kegiatan ini bisa menghadirkan manfaat nyata, khususnya bagi lansia yang membutuhkan perhatian lebih,” ujar Rafif, (17/9).

Pemeriksaan kesehatan tersebut, selanjutnya, menjadi salah satu daya tarik utama. Para lansia tampak antusias memeriksa tekanan darah, kadar gula darah, berat badan, hingga skrining aktivitas sehari-hari dan osteoarthritis (OA). Antusiasme begitu tinggi hingga beberapa peserta datang lebih awal untuk mendapat giliran.

Mahasiswa Fisioterapis menjelaskan pengertian OA, gejala, faktor risiko, serta cara pencegahannya. Penyampaian dilengkapi dengan latihan sederhana seperti peregangan dan penguatan sendi, serta sesi konsultasi langsung terkait permasalahan kesehatan lansia.

“Banyak masyarakat mengira nyeri lutut atau kaku sendi itu wajar karena usia. Padahal, OA bisa dicegah dan ditangani lebih awal,” jelas mahasiswa Fisioterapis itu.

Latihan yang diperkenalkan menjadi inovasi baru bagi lansia Desa Nguter dalam menambah aktivitas fisik di rumah. Harapannya, langkah ini dapat meningkatkan kebugaran sekaligus mencegah osteoartritis di masa depan.

Bagi mahasiswa Fisioterapis UMS, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga. Mereka tidak hanya mahir dalam bidang komunikasi, tetapi juga belajar melakukan pemeriksaan sederhana dan menanamkan penyuluhan kesehatan di masyarakat.

“Bagi kami, ini kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di kampus. Kami jadi lebih paham bagaimana berinteraksi dengan lansia, mengedukasi dengan bahasa sederhana, dan melihat langsung dampak positif Fisioterapis di lapangan,” ungkap Muhammad Rafif ‘Ulwan, koordinator tim mahasiswa.

Selain manfaat kesehatan, kegiatan yang diselenggarakan pada 20 Agustus 2025 itu juga mempererat ikatan sosial antarwarga. Para lansia bisa saling berbagi cerita, menyemangati satu sama lain, dan merasa lebih diperhatikan. Suasana kekeluargaan menjadikan posyandu lansia kali ini lebih dari sekedar pemeriksaan kesehatan, melainkan juga wadah kebersamaan.

“Biasanya saya periksa kalau sakit saja, tapi di sini saya bisa cek sekaligus dapat penjelasan langsung,” tutur Mbah Sumini (52), salah satu lansia yang rutin hadir dalam kegiatan posyandu.

Kader kesehatan juga berperan penting dengan mengajak warga hadir serta memastikan acara berjalan lancar. “Kegiatan ini bisa menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan lansia adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tenaga kesehatan,” ungkap salah seorang kader.

Bagi para peserta, penyuluhan ini memberi harapan baru. Tidak sedikit yang merasa terbantu karena mengetahui cara sederhana mengurangi rasa sakit sendi tanpa bergantung pada obat.

“Saya jadi tahu gerakan apa yang bisa dilakukan di rumah. Semoga setelah ini saya lebih rajin bergerak,” kata Mursito (53) dengan wajah sumringah.

Kalau kirim sehat, lanjutnya, lansia tetap bisa mandiri dan aktif. Harapan kami, penyuluhan seperti ini bisa terus berlanjut agar masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan sendi. (Fika/Humas)

 

Editor: Muhammad Farhan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button