Oleh : Ahmad Ridwan Al Rasyid*

Pendahuluan

Ilmu Qira’at merupakan salah satu cabang ilmu dalam studi Al-Qur’an yang berfokus pada variasi bacaan Al-Qur’an. Qiraat secara harfiah berarti “bacaan” dan dalam konteks Al-Qur’an, ia merujuk pada berbagai cara membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Setiap cara membaca ini memiliki kaidah tersendiri dan telah diteruskan secara mutawatir (berkelanjutan tanpa putus) dari generasi ke generasi.

Dasar Hukum Ilmu Qira’at

Dalil tentang keberadaan dan pentingnya ilmu Qira’at terdapat dalam beberapa hadits dan ayat Al-Qur’an. Salah satu hadits yang sering dirujuk adalah hadits dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إن جبريلَ عليه السلامُ عَلمَني القُرآنَ على حرفٍ واحدٍ، فقلتُ: يا جبريلُ، زِدْني، فلم أزلْ أستزيدُه، ويزيدُني حتى انتهى إلى سبعةِ أحرُفٍ.” (رواه البخاري ومسلم)

“Jibril telah mengajariku membaca Al-Qur’an dengan satu cara (qira’at), maka aku membacanya demikian. Lalu aku meminta kepadanya agar menambahkannya, maka Jibril menambahkannya kepadaku hingga mencapai tujuh cara bacaan (sab’atu ahruf).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah diajarkan berbagai cara membaca Al-Qur’an oleh Malaikat Jibril dan beliau meneruskan variasi bacaan ini kepada para sahabat.

Jenis-jenis Qira’at

Ilmu Qira’at mengenal beberapa bacaan yang dikenal luas di dunia Islam. Beberapa yang paling dikenal adalah:

  1. Qira’at Hafs ‘an ‘Asim: Bacaan ini paling banyak digunakan di dunia, termasuk di Indonesia.
  2. Qira’at Warsh ‘an Nafi’: Bacaan ini banyak digunakan di Afrika Utara, terutama Maroko, Aljazair, dan Tunisia.
  3. Qira’at Qalun ‘an Nafi’: Bacaan ini juga dikenal di Afrika Utara, terutama di Libya dan Tunisia.
  4. Qira’at Al-Duri ‘an Abu ‘Amr: Bacaan ini dikenal di Sudan dan sebagian wilayah Afrika lainnya.

Pengaruh Qiraat terhadap Tafsir Al-Quran

Ilmu Qira’at memiliki pengaruh besar terhadap ilmu tafsir Al-Qur’an. Variasi dalam bacaan dapat menghasilkan nuansa makna yang berbeda, yang pada gilirannya dapat memperkaya pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagai contoh, dalam surat Al-Fatihah, ada perbedaan dalam membaca kata “مالك يوم الدين” (Maliki Yawmiddin) dengan “ملك يوم الدين” (Maliki Yawmiddin). Kedua bacaan ini memiliki arti yang berbeda: yang pertama berarti “Pemilik Hari Pembalasan” dan yang kedua berarti “Raja Hari Pembalasan”. Keduanya benar dan memberikan dua aspek sifat Allah dalam konteks hari kiamat.

Manfaat dan Pentingnya Ilmu Qira’at

Memahami ilmu Qira’at penting untuk beberapa alasan:

  1. Menghargai Keanekaragaman: Dengan memahami berbagai cara bacaan, umat Islam dapat lebih menghargai kekayaan dan keanekaragaman dalam tradisi Islam.
  2. Keaslian Teks Al-Qur’an: Variasi bacaan ini merupakan bukti bahwa Al-Qur’an terjaga keasliannya sejak zaman Rasulullah SAW hingga sekarang.
  3. Pendalaman Makna: Variasi dalam bacaan dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam terhadap tafsir dan makna ayat-ayat Al-Qur’an.

Kesimpulan

Ilmu Qira’at adalah salah satu cabang penting dalam studi Al-Qur’an yang membantu kita memahami variasi bacaan dan makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci. Dengan mempelajari ilmu ini, kita dapat lebih mendalami makna Al-Qur’an dan memperkaya pengalaman spiritual kita sebagai umat Islam. Pengetahuan ini juga membantu kita menghargai keanekaragaman dalam tradisi bacaan Al-Qur’an yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

*Penulis merupakan mahasiswa IQT 2023 Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ed : ARM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here