KABARMUH.ID, Purworejo – Ilmu pertanian merupakan salah satu aspek pokok yang mesti dikuasai masyarakat, karena pertanian lah yang menunjang kebutuhan ekonomi primer mereka. Indonesia merupakan negara agraris dengan kepulauan terbanyak dan laut yang berlimpah, ini adalah faktor yang menjadikan indonesia memiliki iklim sub tropis dengan curah hujan yang tinggi sehingga tanah Indonesia menjadi subur karena ladang yang terus dialiri oleh air, ini merupakan suatu keberkahan yang harus di manfaatkan dengan tidak menelantarkannya.
Hal ini tentu potensi besar di bidang pertanian, bahwa ladang perlu adanya irigasi, bibit perlu ditanam, dan tanaman perlu pupuk. Penggunaan pupuk seperti pupuk organik perlu dioptimalkan kembali karena Pupuk organik merupakan kunci dalam pengelolaan tanah berkelanjutan sistem pertanian organik. Sumber pupuk, dalam praktek-praktek pertanian berkelanjutan dapat diperoleh dari kegiatan rotasi tanaman, tanaman penutup tanah, pupuk hijau, pengapuran, dan bahan alami lainnya; atau penggunaan pupuk serta bahan pembenah tanah ramah lingkungan. Penggunaan dan pemanfaatan pupuk organik cair perlu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat untuk diaplikasikan pada lahan lahan pertanian.
Kelompok 21 KKN Universitas Muhammadiyah Purworejo melakukan pelatihan pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dan edukasi penanaman cabai dan terong pada tanggal 24 – 26 Januari 2024 di desa Salam dengan maksud mengenalkan alternatif pupuk dan cara penanaman cabai/terong yang akan ditanam disetiap rumah kelompok wanita tani agar memaksimalkan potensi limbah organik menjadi pupuk dan cara penanaman yang mudah dan efektif.
Pupuk organik merupakan pupuk hasil aktivitas mikrobiologi yang mendekomposisikan bahan organik, pupuk bersifat lambat melepaskan unsur hara (slow release) tetapi dapat menyediakan hara lebih lama dibandingkan pupuk anorganik karena dapat bertahan lebih lama di dalam tanah (Ameeta dan Ronak, 2017). Pupuk Organik Cair merupakan salah satu terobosan dalam bidang pertanian terdiri dari kombinasi dari pemanfaatan limbah organik yaitu air cucian beras dan air kelapa tua dengan mikroorganisme molase/tetes tebu untuk proses fermentasinya, Menurut Hairuddin dan Mawardi (2015), penggunaan pupuk organik cair air cucian beras dan air kelapa telah memberikan efek positif pada pertumbuhan tanaman cabai dan terong.
Menurut Prasetyo dan Evizal (2021) pupuk organik dapat dihasilkan dari limbah pertanian dengan metode fermentasi atau pengomposan dimana pembuatan secara fermentasi akan menghasilkan pupuk organik cair (POC) berikut manfaat dari bahan-bahan nya:
- Air cucian beras. Air beras mengandung banyak sekali mineral yang berfungsi untuk mempermudah proses fisiologis seperti pemeliharaan, fotosintesis dan aktivasi enzim untuk keberlangsungan hidup tanaman tersebut. Air limbah cucian beras adalah bagian dari POC yang didapatkan dari limbah rumah tangga. Dewi, dkk, (2021), mengemukakan air cucian beras mampu meningkatkan jumlah helaian daun, tinggi batang dan berat basah tanaman cabai dan terong, semakin tinggi konsentrasi yang diberikan ketiga parameter tersebut semakin meningkat, hal ini bisa menjadikan indikator bahwa setiap semakin tinggi konsentrasinya dapat dipastikan bahwa nutrisi yang diserap makin bagus pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
- Air Kelapa, air kelapa mengandung asam giberelat yang membantu meningkatkan perkecambahan biji dan mempercepat perkembangan akar. Air kelapa adalah sumber magnesium, kalsium, dan mineral yang bermanfaat memberikan dorongan tambahan dalam pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung hormon sitokinin yang dapat memicu tanaman untuk membelah sel-selnya menjadi tunas dan akar sehingga menghasilkan pertumbuhan yang lebih lebat. Air kelapa tua kaya akan kalium, protein, natrium, kalsium, magnesium, ferum, fosfor, dan sulfur (Setyawati et al., 2020).
- Molases/Tetes tebu, sebuah bahan organik alami yg mengandung nutrisi yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu, telah terbukti menjadi pilihan unggul sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.
Setelah melakukan pelatihan pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) yang dilaksanakan bersama Kelompok Wanita Tani desa Salam Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, dilanjutkan pelatihan penanaman cabai dan terong dengan jumlah 250 bibit yang telah disediakan oleh tim KKN kelompok 21.
Pelatihan penanaman tersebut memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara penanaman yang efektif untuk bibit fase vegetatif, yaitu dengan menggunakan polybag dengan cara pemilahan bibit yang hendak ditanam lalu menanam bibit dengan kondisi pangkal batang tidak tertimbun tanah dengan tujuan mempercepat proses fotosintesis dan memperkuat akar agar masuk kedalam tanah, dilanjutkan dengan penyimpanan bibit yang sudah ditanam di polybag di tempat yang teduh agar akar yang ada didalam tanah tidak mati oleh sinar matahari langsung oleh sebab polybag yang menyerap panas.
Pelatihan ini mendapat apresiasi dari Kelompok Wanita Tani desa Salam, Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo dan Ir. Zulfanita, M. P., selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok 21 Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Redaksi: (Rashifah, Zulfanita dan team KKN 21)
Editor: Najihus Salam