BeritaInspirasiJateng

Makna Filosofis Keris Naga Sapta dalam Gelaran POMNAS XIX di UMS

KABARMUH.ID, SURAKARTA – Perhelatan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX 2025 cabang olahraga pencak silat yang berlangsung di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ditutup dengan nuansa filosofis yang kental. Simbol yang dihadirkan pada pembukaan hingga penutupan adalah keris Naga Sapta, pusaka sarat makna yang menjadi representasi keseimbangan dan kebijaksanaan.

Dalam penutupan POMNAS cabang olahraga (cabor) pencak silat, Wakil Rektor I UMS, Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D., menekankan bahwa simbol keris bukan hanya hiasan semata, tetapi juga sarat nilai yang dapat dipetik dalam kehidupan, termasuk bagi para atlet yang telah berjuang dalam kompetisi nasional ini.

“Nilai-nilai dalam keris Naga Sapta dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya generasi muda, untuk terus berjuang dengan keberanian, kebijaksanaan, dan keseimbangan dalam hidup,” ujar Ihwan, Jumat (26/9).

Keris Naga Sapta yang dihadirkan dalam POMNAS XIX memiliki dapur berluk tujuh dengan tinatah emas, pamor kelengan hitam, serta tangguh putran Mataram Islam 1613. Pendhoknya berupa topengan tinatah emas dengan berlian, rangka bonggol jati, serta selut perak putih berbentuk bungkul bawang.

Secara filosofi, keris ini sarat makna. Luk tujuh (sapta) merepresentasikan keseimbangan spiritual dan batin, sementara motif naga (nogo) melambangkan kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaan. Simbol ini sejalan dengan semangat olahraga yang menuntut keseimbangan fisik dan mental.

Lebih jauh, keris Naga Sapta juga dipercaya membawa nilai ketentraman, rezeki, kemuliaan, serta kewibawaan. Nilai-nilai tersebut diyakini lahir dari perjuangan dan laku spiritual pemiliknya.

Filosofi keseimbangan hidup menjadi poin utama yang ditekankan. Angka tujuh mengandung makna harmonisasi duniawi dan spiritual, sebuah pesan yang relevan dengan kehidupan mahasiswa dan atlet yang dituntut untuk menjaga kesehatan jasmani sekaligus keteguhan batin.

Selain itu, keberanian dan kekuatan batin yang terkandung dalam keris ini menggambarkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.

Nilai spiritual lain yang melekat pada keris Naga Sapta antara lain menciptakan ketentraman rumah tangga, mendatangkan rezeki yang berkah, hingga memberikan kewibawaan sosial. Filosofi tersebut mengajarkan bahwa perjuangan yang tulus dan konsisten akan membuahkan hasil yang bermakna.

Keris Naga Sapta juga mengandung pesan bahwa kehidupan harus dijalani dengan penuh perjuangan dan penghayatan spiritual. Hanya dengan keseimbangan itu, seseorang dapat meraih kebahagiaan, kehormatan, dan kemuliaan sejati.

Dengan kehadiran simbol ini, UMS menegaskan bahwa POMNAS XIX tidak hanya tentang kompetisi olahraga, tetapi juga wadah pembelajaran nilai-nilai luhur budaya dan spiritualitas bangsa.

Melalui keris Naga Sapta, penutupan POMNAS XIX di Edutorium UMS menjadi momen reflektif. Para peserta diingatkan bahwa kemenangan sejati tidak hanya diraih di arena pertandingan, tetapi juga dalam kemampuan menjaga keseimbangan hidup dan nilai kemanusiaan. (Fika/Humas)

Editor: Hammam Alghazy

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button