KABARMUH.ID, YOGYAKARTA – Hari ke-5 di bulan Ramadhan 1445 H. Masjid Islamic Center UAD mengundang Ustaz Andi Suseno, S.Th.I., M.Ag. (Kabid Kurikulum dan SDM PERSADA UAD) sebagai Pemateri pada kajian menjelang berbuka puasa ini. Dia menyampaikan tentang Filanthropi Islam. Di mana Filantropi merupakan rasa kecintaan, kasih sayang serta kedermawanan sesama manusia.
Dari hal itu, tujuan disyariatkannya Islam Allah menurunkan Islam tidak tanpa tujuan. Namun dengan tujuan yang pasti dan jelas. Secara global atau umum, Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya.
Dijelaskan didalam surat adz dzariat ayat 56
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Kemudian, Dia menjelaskan arti syariat itu adalah jalan. Jalan mendekatkan diri kepada Allah. Maka yang dimaksud ini adalah untuk menjaga agama (hifduddin), kedua menjaga jiwa (hifdunnafs), ketiga menjaga akal (hifdz ‘aql), keempat menjaga keturunan (hifdzun nasl) dan terakhir menjaga harta (hifdzul maal).
Allah SWT melarang seseorang untuk meminum minuman keras, jika dihubungkan dengan syariat tersebut berhubungan dengan penjagaan jiwa. Karena pada faktanya minuman keras, yang beralkohol serta memabukkan itu tidak hanya merusak masa depan tapi juga mengancam jiwa manusia. Dilarangnya itu untuk tujuan menjaga jiwa seseorang agar tetap hidup dengan baik.
Pada hakikatnya islam dengan 5 tujuan itu disyariatkannya 5 syariat tersebut. Islam menghendaki kesejahteraan dalam hidup sebagaimana makna Islam yang berasal dari kata salima-yaslamu artinya damai, Sejahtera, selamat, dan aman. Makna Sejahtera dalam KBBI Sejahtera adalah aman, Sentosa dan Makmur, terbebas dari segala macam bahaya. Dimensi Sejahtera tidak hanya materi ataupun harta, tapi juga ada ketenangan batin dan jiwa.
Dan yang disebut orang sejahtera itu adalah terpenuhinya materi spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, tercantum dalam undang-undang republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial.
“Dalam Islam sendiri, Sejahtera itu meliputi terhindarnya rasa takut atas penindasan, kelaparan, dahaga penyakit, kebodohan. Sebagai umat islam kita harus punya kesadaran bahwa nabi adam As, Allah takdirkan pernah disurga, kenapa harus ke surga ? hikmahnya supaya nabi adam tersebut jadi manusia yang punya tanggung jawab untuk menjadi khalifah itu dengan melihat kehidupan yang ideal itu seperti apa, yang aman, nyaman, Bahagia, dan Sejahtera tujuan nya agar nabi adam dapat mewujudkan apa yang diliatnya disurga dan bisa diwujudkan di dunia,” terangnya.
Dapat disimak dalam surat az zukruf ayat 71:
“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”.
Kemudian dia memberikan gambaran pandangan Islam terhadap kondisi kemiskinan yang ada saat ini, Allah menguji setiap orang dengan berbagai cobaan dijelaskan dalam surat al Baqarah ayat 155.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
“Allah melebihkan Sebagian orang dan mengurangi Sebagian yang lain, hal itulah menjadi bagian dari Sunnatullah” tutupnya.
Kontributor: Rima Zhuz Fani