KABARMUH.ID, Semarang – Buka bersama adalah salah satu agenda yang sering dilaksanakan terkhusus di Bulan Ramadhan. Buka bersama telah menjadi tradisi sekaligus ajang untuk mempererat silaturahmi antar umat muslim di seluruh dunia.
Tak ingin memutus tradisi, PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS turut menggelar serangkaian kegiatan buka bersama di desa binaan, yakni di Desa Payungan, Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (15/3)
Kegiatan ini merupakan program rutin Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM) yang diadakan sekali dalam setahun di Bulan Ramadhan. Tujuan diadakannya buka bersama ini adalah untuk mempererat silaturahmi antara keluarga PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS dengan Warga Desa Payungan. Adapun peserta dari kegiatan ini terdiri dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu.
Rangkaian kegiatan acara ini tidak hanya sekadar buka puasa bersama. Sembari menunggu matahari tenggelam, kegiatan lain menjadi pengantar takjil seperti belajar membaca Al-Qur’an dan juga kajian.
Acara dibuka oleh sambutan yang disampaikan oleh Ust. Dodi Afianto, S.Ag., M.Pd., selaku Pembina PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS. Dalam sambutannya, beliau membuka dengan melempar pertanyaan terkait pola makan selama Bulan Ramadhan dan juga aktivitas selama berpuasa kepada ibu-ibu. Terdapat hal menarik dari jawaban salah seorang ibu ketika menjawab pertanyaan beliau,
“Masih mampu untuk melakukan nyawah (bertani)!”, jawabnya.
Dirinya juga berpesan agar jangan menjadikan alasan untuk tidak bergerak karena sedang berpuasa, karena Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kondisi apapun. Terakhir beliau berpesan untuk terus konsisten memegang aqidah, agar dua kalimat syahadat terus tertanam di dalam batin sampai akhir hayat.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan belajar membaca Al-Qur’an bersama yang dipimpin oleh Tanwir Raif M.Y. Marengke selaku Ketua Umum PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS.
“Alhamdulillah sudah ada peningkatan, akan tetapi masih banyak beberapa ibu-ibu yang perlu intens dalam membedakan huruf-huruf hija’iyah. Kalau untuk yang sudah membaca Al-Qur’an, alhamdulillah sudah bisa membedakan panjang pendek, tapi masih belum begitu lancar,” ungkap Tanwir, Ahad (17/3).
Menjelang berbuka, kegiatan diisi dengan kajian singkat dari Saudara Nauval Aldilano (Ketua Bidang Riset Pengembangan dan Keilmuan) dengan tema “Menjaga Pola Makan yang Baik di Bulan Ramadhan.” Di awal kajiannya, ia menyampaikan bahwa menjaga pola makan selama bulan puasa merupakan suatu bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri dan juga kepada tubuh yang merupakan amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ia juga mengingatkan bahwa dengan menjaga pola makan yang sehat dan berimbang selama bulan puasa, kita tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan fisik, tetapi juga mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kajian ditutup dengan ajakan untuk memaksimalkan bulan Ramadhan ini sebagai momentum dalam memperbaiki kebiasaan makan kita dan meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya.
Kajian berakhir tepat saat adzan maghrib berkumandang, lalu tibalah saatnya berbuka puasa bersama sekaligus penutup acara pada kegiatan ini.
Setelah diadakannya kegiatan buka bersama ini, keluarga besar PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS khususnya Bidang SPM berharap semoga terus terjalin komunikasi yang baik antara PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS dengan Warga Desa Payungan sehingga ke depannya dapat menyelaraskan dengan program-program yang dilaksanakan. Di samping itu, ketika melihat antusiasme warga Desa Payungan, terlihat secercah cahaya penerang dan pendorong keinginan untuk konsisten dalam mendalami nilai-nilai keagamaan. Semoga luaran daripada itu mampu meningkatkan pemahaman dan wawasan dalam hal aqidah juga sosial-keagamaan.
Tanwir selaku Ketua Umum PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS, mengungkapkan pesan dan kesannya selama kegiatan buka bersama ini berlangsung,
“Satu hal yang kami terapkan adalah, apapun yang kami bawa tidak mewah, tapi point intinya yaitu peran pengabdian kami terhadap masyarakat. Sehingga terkesan datang bukan karena materi, tapi karena kemauan dan kesadaran yang telah terbentuk,” ujarnya.
Menurutnya, yang terpenting bukanlah kemewahan atau materi, melainkan karena keinginan dan kesadaran yang tulus untuk berkontribusi membantu masyarakat.
Red : Zalia Fatikha Rahma | Ed : ARM