
KABARMUH.ID, PURBALINGGA – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah pada hari Minggu, 21 September 2025, kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Sekolah Tabligh yang telah berjalan kurang lebih lima bulan terakhir. Kegiatan yang digelar di SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga ini menghadirkan suasana penuh semangat dan antusiasme dari para peserta yang merupakan perwakilan Pimpinan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dari berbagai wilayah di Purbalingga dan sekitarnya.
Materi yang disampaikan pada kesempatan kali ini mengusung tema “Strategi Dakwah Kontemporer” dengan menghadirkan Indy Alfin Faujie sebagai narasumber. Indy, yang dikenal sebagai pegiat dakwah sekaligus praktisi komunikasi dan digital marketing, membawakan materi dengan gaya lugas, sederhana, dan penuh energi. Ia menekankan bahwa dakwah pada hakikatnya adalah upaya menyampaikan kebaikan, mengajak pada amar ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Namun, menurutnya, cara penyampaiannya harus menyesuaikan dengan konteks zaman yang terus berubah.
Dalam paparannya, ia mengingatkan bahwa dakwah tidak cukup hanya mengandalkan pola konvensional seperti khutbah di masjid atau majelis taklim. Perubahan perilaku masyarakat, khususnya generasi muda, yang lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital menuntut mubaligh untuk hadir pula di sana. “Anak-anak muda hari ini lebih sering berada di media sosial daripada duduk berlama-lama di pengajian formal. Kalau dakwah tidak hadir di sana, bisa jadi pesan kebaikan tertinggal dan kalah oleh arus informasi yang belum tentu mendidik. Maka kita perlu hadir dengan cara yang tepat, tanpa meninggalkan esensi ajaran Islam,” tegas Indy.

Ia juga menjelaskan bahwa strategi dakwah kontemporer bukan hanya soal menguasai ilmu agama, melainkan juga memahami psikologi audiens, tren komunikasi, serta pemanfaatan teknologi digital. Menurutnya, Islam berkemajuan mengajarkan umat untuk adaptif terhadap perubahan, tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip Al-Qur’an dan Sunnah. “Dakwah di media sosial, misalnya, menuntut kita punya konsistensi, punya citra yang baik, dan menghadirkan narasi yang ramah, moderat, dan mencerahkan. Itu semua bagian dari strategi agar dakwah bisa diterima dengan baik oleh masyarakat,” lanjutnya.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang, baik pimpinan cabang maupun ranting Muhammadiyah, serta perwakilan Amal Usaha Muhammadiyah seperti sekolah, rumah sakit, dan lembaga pendidikan lainnya. Sejak pagi, para peserta telah memadati aula PDM Purbalingga, menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berdiskusi. Penyampaian materi yang dikemas interaktif membuat suasana semakin hidup. Tidak hanya mendengarkan, peserta juga aktif bertanya, berbagi pengalaman, serta memberikan tanggapan mengenai persoalan dakwah di lingkungan masing-masing.
Bu Janisah, salah seorang peserta, mengaku mendapatkan banyak inspirasi dari kegiatan ini. Menurutnya, wawasan tentang dakwah kontemporer sangat relevan dengan kondisi sekarang. “Selama ini kami masih lebih banyak menggunakan pola dakwah tradisional. Setelah mengikuti materi ini, saya semakin yakin bahwa kita perlu masuk ke ruang digital. Kalau tidak, kita akan ditinggalkan oleh generasi muda yang justru haus akan bimbingan,” ungkapnya.
Indy juga menyinggung pentingnya branding dalam berdakwah. Ia menjelaskan bahwa di era kompetisi informasi seperti sekarang, seorang mubaligh perlu memiliki citra yang jelas, konsisten, dan mudah dikenali. Hal itu bukan untuk pencitraan kosong, melainkan agar pesan dakwah lebih mudah sampai ke hati masyarakat. “Media sosial adalah ruang kompetitif. Banyak sekali pesan, informasi, bahkan ideologi yang beredar di sana. Kalau kita tidak hadir dengan strategi yang jelas, dakwah Islam berkemajuan bisa kalah oleh konten yang justru merusak. Maka branding, konsistensi, dan kualitas pesan menjadi hal penting yang harus diperhatikan,” jelasnya.
Para peserta terlihat antusias menanggapi penjelasan tersebut. Diskusi yang berkembang bahkan menyentuh pada bagaimana mengemas konten dakwah yang sesuai dengan karakter audiens, bagaimana menghadapi kritik atau serangan di dunia maya, serta bagaimana membangun jaringan dakwah berbasis komunitas. Keterbukaan suasana diskusi membuat materi semakin mudah dipahami sekaligus menginspirasi.
Sejak diluncurkan, program Sekolah Tabligh memang dirancang sebagai kegiatan berkelanjutan dengan materi yang saling berkaitan dari bulan ke bulan. Dalam lima bulan terakhir, peserta telah mempelajari berbagai tema mulai dari penguatan pemahaman keislaman, teknik komunikasi publik, hingga strategi dakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Model pembelajaran berkelanjutan ini membuat peserta merasa terbantu dalam memperdalam keilmuan dan memperluas wawasan. “Kalau hanya sekali dua kali, ilmunya cepat hilang. Dengan adanya program yang berkesinambungan, kita bisa terbiasa untuk terus belajar dan berkembang,” kata salah seorang peserta lain.
Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah menegaskan bahwa program ini akan terus dilanjutkan dengan menghadirkan tema-tema aktual yang relevan dengan kebutuhan umat. Konsistensi ini menjadi bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk mencetak kader-kader dakwah yang progresif, adaptif, dan mampu membawa misi Islam rahmatan lil ‘alamin ke tengah masyarakat luas.
Kegiatan Sekolah Tabligh hari ini membuktikan bahwa Muhammadiyah tidak tinggal diam menghadapi perubahan zaman. Dengan mengusung materi tentang strategi dakwah kontemporer, para peserta tidak hanya diajak memahami pentingnya beradaptasi dengan kondisi sosial modern, tetapi juga dibekali keterampilan praktis untuk mengaplikasikannya. Kehadiran Indy Alfin Faujie sebagai pemateri semakin menguatkan kesan bahwa dakwah bisa dikemas dengan cara yang relevan, komunikatif, dan berdampak luas.
Semangat dan antusiasme peserta menunjukkan bahwa masih ada harapan besar bagi gerakan dakwah Muhammadiyah untuk terus tumbuh dan berkembang. Dakwah Islam berkemajuan diharapkan mampu hadir lebih segar, menjawab keresahan masyarakat, sekaligus memberikan pencerahan di tengah kompleksitas kehidupan modern. Dengan semangat kebersamaan dan keilmuan, program Sekolah Tabligh ini diyakini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam memperkuat peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang mencerahkan, progresif, dan selalu relevan di setiap zaman.
Kontributor: Indy Alfin Faujie, Ketua Bidang Kader PC IMM Banyumas 2025/2026
Editor: Alfarabi



