KABARMUH.ID, Yogyakarta – Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Fakultas Tehnik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam program kemitraan menggelar pelatihan dasar penilaian kerentanan bangunan. (Ahad, 15 September 2024)
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pembekalan awal yang telah dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting sebanyak 2 kali. Sasaran dari kegiatan ini adalah anggota pimpinan LRB PWM DIY, relawan Muhammadiyah DIY, Fasilitator SPAB Muhammadiyah DIY, LRB PDM se-DIY dan LLHPB PWA DIY.
Prof. Ir Sri Atmaja P. Rosyidi, Ph.D., IPU selaku ketua tim pengusul program menjelaskan bahwa, Kerjasama ini merupakan implementasi dari Program Pengabdian Masyarakat serta menerapkan dan/atau mengembangkan IPTEKS pada masyarakat, yang salah satu fokusnya adalah kemitraan dengan persyarikatan Muhammadiyah. Kegiatan ini diusulkan dan disetujui dan dilanjutkan dengan tujuan memberikan penguatan kapasitas bagi para relawan PRB di lingkungan PWM DIY agar mampu menghitung dan menilai kerentanan bangunan.
Upaya ini digunakan sebagai langkah mitigasi struktural dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah Yogyakarta. Tujuan akhir yang akan ditindaklanjuti adalah LRB PWM DIY memiliki database dan peta kerentanan bangunan seluruh aset muhammadiyah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam sambutannya Indrayanto (Ketua LRB PWM DIY) menyampaikan bahwa, paradigma penanggulangan bencana (PB) yang dulu reaktif berubah seiring dengan resiliensi yang sudah ditetapkan mendorong untuk membangun ketangguhan.
“PRB merupakan investasi keselamatan yang sangat penting mulai dari mengenali ancaman dan kerentanan bangunan,” Kata Indrayanto.
Proses pembangunan persyarikatan akan terus berlangsung dan dalam proses pembangunan harus diikuti dengan aspek penilaian risiko dan kerentanan bangunan. Harapanya semua daerah bisa mewujudkan pelatihan – pelatihan yang sama sehingga materi ini bisa dipahami oleh semua Pimpinan Muhammadiyah di daerah. Hal ini sangat penting karena risiko bencana tertinggi di wilayah DIY adalah gempa bumi. Kegiatan ini sekaligus sebagai bagian dari menyiapkan diri dari isu ancaman megatrush yang akhir-akhir ini sedang hangat.
“Kegiatan ini akan berlangsung selama satu periode karena Muhammadiyah DIY memiliki jumlah AUM pendidikan kurang lebih 1.200 sekolah,” Imbuhnya.
Wakil Ketua PWM DIY yang membidangi resiliensi bencana, dr. Ahmad Faesol, Sp.Rad. sangat bersyukur kegiatan ini bisa terlaksana atas kerjasama antara LRB PWM DIY dengan UMY. Ahmad Faesol berharap kegiatan ini memberikan maslahat untuk masyarakat secara luas.
“Ilmu yang diberikan hendaknya dicermati dan dihayati agar bisa disampaikan dan diimplementasikan di daerah masing-masing sehingga ketangguhan yang dibangun bisa merata,” Harap Ahmad Faesol.
Kegiatan LRB PWM DIY masuk nominasi 5 besar, hal ini tidak lepas dari komitmen semua anggota pimpinan LRB baik di wilayah dan daerah.
Keluaran dari kegiatan yang berupa database nantinya bisa menjadi acuan dan rekomendasi bagi pimpinan Muhammadiyah di wilayah dan daerah terhadap kondisi bangunan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) agar bisa melakukan upaya penguatan bangunan guna mewujudkan fasilitas pendidikan yang aman bencana.
Kontributor : Sulistiya, S.M., Sekretaris LRB PWM DIY