
KABARMUH.ID, Semarang – Dalam upaya meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya anggota, Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMP IQT) dari tiga perguruan tinggi ternama di Jawa Tengah sukses menggelar kegiatan studi banding bersama. Kegiatan bertajuk “Mewujudkan Transformasi Organisasi yang Berkemajuan melalui Kolaborasi dan Inovasi” tersebut dilaksanakan di Aula Gedung Q-6 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, pada Rabu (15/5/2025).
Tiga kampus yang terlibat dalam forum ini yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), UIN Walisongo Semarang selaku tuan rumah, dan UIN Salatiga. Kehadiran perwakilan dari masing-masing himpunan mahasiswa jurusan/prodi (HMJ/P) turut memeriahkan jalannya acara, yang dipenuhi dengan semangat kebersamaan dan semarak warna-warni seragam resmi organisasi.
Acara diawali dengan pembukaan oleh panitia dan dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang menambah khidmat suasana. Selanjutnya, ketua umum dari masing-masing HMP/HMJ menyampaikan sambutannya, termasuk Ketua Umum HMP IQT UMS, Muhammad Arya Kautsar, yang menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah berbagi gagasan antar kampus.
“Inilah momentum penting bagi kita sebagai pengurus organisasi. Melalui studi banding ini, diharapkan mampu melahirkan ide-ide dan gagasan segar yang bermanfaat bagi pengembangan himpunan di masa depan,” ujar Arya dalam sambutannya.
Tukar Gagasan Lewat Pemaparan Program Kerja
Salah satu sesi utama dalam kegiatan ini adalah pemaparan program kerja (proker) masing-masing himpunan. HMP IQT UMS menjadi pemapar pertama, disusul HMPS Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Salatiga, dan ditutup oleh HMJ IAT UIN Walisongo.
Pemaparan berlangsung secara interaktif, di mana setiap perwakilan memaparkan program unggulan masing-masing dan saling memberikan tanggapan konstruktif. Forum ini menjadi ajang pertukaran ide serta refleksi atas strategi pengelolaan organisasi yang dilakukan di tiap kampus.
Memasuki sesi akhir, para peserta dibagi dalam beberapa kelompok dalam format Forum Group Discussion (FGD). Tema yang diangkat kali ini cukup relevan, yakni “Efisiensi Anggaran dalam Organisasi Kemahasiswaan”.
Menariknya, dalam diskusi tersebut, peserta diminta untuk memerankan tiga perspektif berbeda, yakni sebagai pejabat, mahasiswa, dan masyarakat. Diskusi berlangsung dinamis dan sarat argumen. Masing-masing kelompok menyampaikan pandangan mengenai bagaimana anggaran organisasi dapat dikelola secara efisien tanpa mengorbankan kualitas kegiatan.
Diskusi pun menghasilkan berbagai kesimpulan dan titik temu, yang diharapkan dapat diterapkan dalam pengelolaan organisasi mahasiswa di masing-masing kampus.
Harapan untuk Keberlanjutan Studi Banding
Ketua Umum HMJ Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo, Muhammad Faqih Firdaus, yang juga menjadi tuan rumah, mengungkapkan apresiasi atas semangat kolaborasi yang terjalin dalam kegiatan ini.
“Saya berharap studi banding di masa mendatang tetap berporos pada tujuan awalnya, baik dari aspek intelektual maupun penguatan sistem organisasi. Karena dengan itulah sebuah acara dapat berjalan secara maksimal dan berkelanjutan,” kata Faqih.
Melalui kegiatan ini, ketiga kampus sepakat untuk terus membangun jejaring antarhimpunan guna menciptakan inovasi organisasi yang responsif terhadap tantangan zaman. Studi banding pun diharapkan bukan sekadar ajang seremonial, melainkan sebagai langkah nyata membangun organisasi mahasiswa yang profesional, solutif, dan berorientasi pada kemajuan.
Kontributor: Dwi Kurniadi