KABARMUH.ID, Tulang Bawang Barat – Senin lalu (13/5), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag, dan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko melakukan kunjungan ke perkebunan karet binaan Muhammadiyah, kebun karet Opal Nenemo Panaragan Jaya Utama, di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung.

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau dan melakukan simulasi pemasangan alat sadap karet dari Mercu Biotech Malaysia dengan metode Micro Typing System (MTS).

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi Lampung, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Perikanan Kelautan, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung, Pimpinan Mercu Biotech Malaysia, dan seluruh anggota FORKOPIMDA Kabupaten Tulangbawang Barat, KAPOLRES, Staf Ahli Bupati, asisten serta Kepala OPD di lingkup pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Tulangbawang Barat, Ketua DPD HKTI Lampung.

Sambutan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag

Dalam sambutannya, Dr. H. Anwar Abbas menyampaikan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas kebun karet para petani melalui penerapan teknologi yang tepat.

“Harapannya, dengan peningkatan ini, pendapatan dan kesejahteraan petani karet akan meningkat. Muhammadiyah percaya bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci kemajuan bangsa, termasuk di sektor pertanian”, ujarnya.

Sambutan Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko

Sementara itu, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko turut memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah atas kiprahnya dalam memajukan sektor perkebunan karet di Indonesia.

“Diharapkan dengan penerapan metode MTS ini, produktivitas kebun karet di Tubaba dapat meningkat secara signifikan.”

Moeldoko menekankan pentingnya memperbaiki kondisi pertanian yang telah terabaikan. Dia mengajak untuk segera membeli pupuk dan merawat tanaman dengan baik, karena pertanian adalah sumber kehidupan. Dari pertanian, kita bisa membesarkan dan mendidik anak-anak kita. Dia juga menyoroti peran penting pendidikan dalam mengubah situasi, dan memberikan contoh ketika Muhammadiyah membuktikan betapa luar biasanya pendidikan dan rumah sakit mereka.

Dia berbagi pengalamannya, bahwa tanpa semangat dan kekuatan untuk keluar dari kampung dan bersekolah dalam kondisi yang sulit, hidupnya pasti tidak akan berubah. Dia juga membahas tentang teknologi dalam pertanian, dan bagaimana hal itu bisa mempengaruhi usia panjang tanaman. Dia menekankan bahwa ada dua pilihan, yaitu menggunakan teknologi dan mungkin memperpendek usia tanaman, atau tidak menggunakan teknologi dan membiarkan tanaman menderita.

Dia menyerukan semangat bersama untuk memperbaiki kondisi pertanian, baik dari petani, pemerintah daerah, Muhammadiyah, HKTI, dan teman-temannya. Dia percaya bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan, dan menolak alasan-alasan dari orang-orang yang malas dan selalu mengatakan tidak bisa. Menurutnya, tidak ada yang tidak bisa dalam hidup ini.

Sambutan Dato Ahmad Sri Sukimi, CEO Mercu Biotech

Dato Ahmad Sri Sukimi, CEO Mercu Biotech, mengungkapkan beberapa alasan utama mengapa perusahaannya memilih Indonesia sebagai mitra dalam program peningkatan produktivitas karet.

Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sektor karet. Melihat komitmen kuat dari pemerintah Indonesia untuk memajukan sektor karet. Terkesan dengan semangat dan kerja keras para petani karet di Indonesia. Dia yakin bahwa para petani ini akan menyambut baik teknologi Micro Typing System (MTS) yang dikembangkan oleh Mercu Biotech. Dan merasa memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat Indonesia.

Faiz Al Faridi, seorang petani karet di Tulang Bawang Barat, Lampung, merasakan perubahan drastis dalam hasil panennya setelah menerapkan sistem Micro Typing System (MTS) yang dikembangkan oleh Mercu Biotech Malaysia. Sebelum menggunakan MTS, Faiz hanya bisa menghasilkan sekitar 15kg – 20kg dalam satu hari satu hektar. Namun, setelah menerapkan MTS, hasil panennya meningkat hingga tiga kali lipat, mencapai 93 kg per hari. Faiz sangat senang dengan hasil yang diperolehnya dari MTS. Dia merekomendasikan sistem ini kepada petani karet lainnya di Tubang Bawang Barat dan sekitarnya.

Kemudian acara diakhiri dengan sesi berfoto dan meninjau perkebunan karet tempat pilot projek yang dilaksanakan tim mercu dan juga pimpinan wilayah Muhammadiyah lampung. Disertai simulasi pemasangan alat sadap karet Mercu Biotech.

Terlihat rasa puas dan optimisme dari semua pihak yang terlibat. Diharapkan kerja sama antara Muhammadiyah dan Mercu Biotech Malaysia ini akan membawa manfaat yang besar bagi para petani karet di Indonesia, khususnya di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Ed : ARM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here