KABARMUH.ID, Surakarta – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan dialog terbuka bagi pasangan capres dan cawapres yang dilaksanakan di tiga tempat berbeda. Pada kesempatan pertama, pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar turut menghadiri kegiatan tersebut.
Universitas Muhammadiyah Surakarta terpilih menjadi salah satu tempat pasangan calon berdiskusi dan berdialog bersama para panelis. Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 3 jam dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Gedung Edutorium UMS dipadati oleh masyarakat umum dan warga Muhammadiyah yang sejak pagi sangat antusias menunggu kedatangan pasangan calon nomor urut satu (22/11).
Diawali oleh lantunan ayat suci al-Qur’an menambah kesyahduan Gedung Edutorium UMS, mengalahkan panas terik di luar. Tampak hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, beserta seluruh rombongan dari Anies dan juga Muhaimin.
Dilanjutkan sambutan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan pandangannya tentang para pejuang bangsa dahulu yang memikirkan bangsa Indonesia. Dirinya menyebutkan contoh tokoh yang berdiri di garda terdepan kemerdekaan, salah satunya adalah tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, seorang tokoh BPUPKI. Tak lupa, dirinya menyebutkan Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, tokoh arab yang ikut berjuang untuk kemerdekaan yang tak lain ialah kakek dari Anies Baswedan. Ketua Umum PP Muhammadiyah juga berharap agar bangsa ini dapat terbebas dari stagnasi, erosi, distorsi yang merusak cita-cita pendiri bangsa Indonesia.
Setelah sambutan membangun dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, acara inti dipandu oleh Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed selaku Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus moderator pada acara ini. Pembawaan santai dengan sedikit guyonan dari Prof. Abdul Mu’ti berhasil mencairkan suasana. Terlihat beberapa panelis yang telah duduk di atas panggung, siap berdialog dengan pasangan Anies dan Muhaimin.
Terdapat 5 panelis, yang diantaranya adalah panelis bidang keagamaan, KH Saad Ibrahim. Panelis bidang Pendidikan, Prof. Sofyan Anif. Panelis bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Prof. Dr. R. Siti Zuhro, MA. Panelis bidang Hukum dan Demokrasi, Prof. Dr. Aidul Fitri. Dan panelis bidang Kesejahteraan Sosial (Sosial Budaya), Prof. Zuli Qadir.
Moderator memberikan waktu 30 menit kepada pasangan calon untuk memberikan pandangan serta visi yang akan dibawakan dalam memimpin bangsa Indonesia. Pria berdarah arab tersebut mengawali pidatonya mengenai intisari didirikannya bangsa Indonesia,
“Indonesia didirikan, intisarinya adalah keadilan sosial, bukan sekedar menggulung kolonialisme, tetapi juga menggelar keadilan sosial. Indonesia lebih adil, memberikan kesempatan yang sama untuk semua. Prinsip keadilan adalah prinsip yang utama yang akan kami bawa. Dan ini akan diterapkan di berbagai kebijakan,” tuturnya.
Beliau juga menyebutkan PR besar bangsa agar persatuan tetap terjalin karena keadilan. Sebab, jika terjadi ketimpangan, maka akan berdampak besar mengancam persatuan.
Pidato ini diakhiri dengan lugas dan penuh keyakinan sehingga banyak dari audiens beberapa kali terpukau dengan pembawaan Anies dalam menyampaikan pidatonya.
Setelah pemaparan pandangan, panelis mulai membuka dialog yang diawali oleh KH Saad Ibrahim yang menyinggung terkait beragama dan cerdas. Kemudian dilanjutkan oleh Prof. Sofyan yang membahas soal guru P3K, sumber daya Masyarakat, dan pilar Pendidikan. Disambung oleh Prof. Zuhro tentang pemilu, desentralisasi desa dan Perempuan serta IKN. Dilanjut dengan pertanyaan mengenai mengembalikan GBHN dan PPHN oleh Prof. Aidul Fitri. Terakhir, Prof. Zuli berbicara tentang budaya Indonesia yang memprihatinkan.
Seluruh pertanyaan yang diberikan panelis mampu dijawab dengan tuntas, baik oleh Anies maupun Gus Imin. Pasangan calon ini saling melengkapi jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan. Anies dan Gus Imin juga memberikan gambaran penyelesaian persoalan ketika mereka kelak berhasil menduduki jabatan sebagai presiden dan wakil presiden.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, agaknya waktu yang diberikan masih belum cukup untuk berdialog dengan pasangan Anies dan Gus Imin. Pertanyaan terakhir dari mahasiswi Kesehatan Masyarakat terkait stunting dan peran anak muda, hal ini juga berhasil terjawab oleh Gus Imin.
Acara terakhir ialah pemberian kenang-kenangan sebagai anggota kehormatan Muhammadiyah, yang diberikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah kepada calon pasangan nomor urut satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Setelah itu, ditutup dengan foto bersama.
Red : ARM