
Oleh : Alung Prasetya, Mahasiswa Penerima Beasiswa Kader di Universitas Ahmad Dahlan.
Muhammadiyah didirikan 100 tahun lebih yang lalu adalah untuk menjawab tantangan tantangan umat islam, “Islam yang berkemajoean” adalah idaman idaman dan cita cita besar para founding father Muhammadiyah, dalam bidang pengelolaan pembelajaran, institusi pendidikan sampai harus mentransfer dan mengadopsi cara hingga sistem di era penjajahan belanda dulu.
Sekarang di era revolusi 4.0 muhammadiyah telah memiliki ribuan sekolah dari SD sampai ratusan perguruan tinggi (PTM) di berbagai daerah seluruh indonesia, belum lagi menyebut taman kanak kanak. Timbul pertanyaan sederhana yang nyatanya cukup sulit dijawab : apakah anak-anak dan mahasiswa keluaran sekolah dan PTM telah menjadi Khaira ummah pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya?
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Khaira ummah adalah “Generasi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, berilmu, berkeahlian, dan bermanfaat bagi Islam dan seluruh alam, yakni generasi umat terbaik,” ucapnya. Beliau sampaikan ketika menjadi pembicara di acara program pengenalan kampus UAD.
Apa arti Khaira ummah Untuk wilayah pendidikan? apakah tata kelola,sistem,metode pendidikan dan pengajaran telah dievaluasi secara mendasar? Bolehkah sistem pendidikan muhammadiyah mencangkok sistem lain yang ternyata lebih dapat mengantarkan anak didiknya lebih unggul? Kata kuncinya menurut Prof Dr M. Amin Abdullah, mantan rektor UIN Sunan Kalijaga yogyakarta dan ketua majelis tarjih muhammadiyah istilah Khaira ummah dalam alquran itu bukanlah taken for granted, pasti datang dengan sendirinya, otomatis bagus karena sudah ber islam atau ber muhammadiyah,atau tanpa upaya pembaruan-pembaruan yang terus menerus.
Dengan demikian kata beliau Untuk mencapai derajat khaira ummah perlu kritik tajam secara terus menerus , tidak terhenti melakukan eksperimentasi, trial and error, dievaluasi, dan dimonitor secara seksama oleh persyarikatan. Sehingga lulusan lulusan pendidikan muhammadiyah mampu menjadi pelopor kebermanfaatan di lingkungan sekitarnya.
Menjadi generasi terbaik tentu tidak hanya sekali jadi dan hanya idealitas semata, tetapi semua pelajar dan mahasiswa muhammadiyah harus mempunyai insan dan daya juang yang terbaik, dalam semangat yang tinggi, kegigihan, serta kebersamaan harus dipupuk. Wadah wadah penggerak untuk menjadi khaira ummah juga harus lebih di masifkan dalam peranya seperti ortom ortom yang ada dikalangan pelajar dan mahasiswa muhammadiyah, Ikatan pelajar muhammadiyah yg disongsong untuk bisa menjadi polopor , pelangsung dan penyempurna serta ikatan mahasiswa muhammadiyah yang terkenal dengan tagline anggun dalam moral dan unggul dalam intelektual.
Para pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah harus menerapkan prinsip prinsip karakter khaira ummah. Sebagaiman tertulis dalam surah ali Imran ayat 110 yang sering disebut sebagai ayat muhammadiyah, di samping Ali Imran 104. Q.S Ali Imran ayat 110 yang artinya : ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang orang fasik”.
Dalam tafsir min fathil qadir / syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah kalimat كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ ( kamu adalah umat yang terbaik ) dalam surat ali Imran ayat 110 memiliki makna yakni Allah mengetahui dalam ilmunya bahwa kalian adalah umat terbaik. Dan pendapat lain mengatakan yakni kalian adalah sebaik baik umat sejak kalian beriman. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa umat islam ini adalah umat terbaik secara mutlak. Dan sebutan terbaik bagi umat ini jika dibandingkan dengan umat yang lainya meskipun para sahabat lebih baik dari yang lainya.
Kemudian dalam Tafsir At Tanwir Muhammadiyah terdapat pesan terkait kewajiban komitmen amar ma’ruf nahi munkar sebagai kelanjutan dari komitmen pelaksanaan fungsi Islam rahmatan lil ‘alamin. Hal tersebut termaktub dalam surah Ali Imran ayat 110-115. Para pelajar dan mahasiswa muhammadiyah perlu memiliki integritas iman dan amal, kesungguhan dan konsistensi (istiqomah), serta komitmen menjalankan fungsi rahmatan lil ‘alamin.
Akan tetapi menurut Kuntowijoyo, umat islam tidak secara otomatis menjadi umat terbaik. Baginya, umat terbaik dalam islam justru berupa suatu tantangan untuk bekerja lebih keras lagi. Apalagi jika kita melihat keadaan hari ini dimana kejahatan bertebaran di lingkungan masyarakat, korupsi menjdi hal yang lumrah dalam transaksi-transaksi politik, dan yang menjadi cukup perhatian adalah krisis moral di kalangan pelajar.
Point penting dalam membentuk dan membangun generasi khaira ummah pada lulusan pendidikan muhammadiyah, adalah para pelajar dan mahasiswa muhmmadiyah harus selalu eksis dalam disiplin ilmu, berakhlakul kharimah, dan memiliki jiwa khairunnas anfa’uhum linnas, serta memiliki integritas iman dan amal sehingga dapat memberikan manfaat untuk orang lain.