KABARMUH.ID, Yogyakarta – Majid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan Pada hari Jum’at (22/03) atau Ramadhan hari ke 12 telah dilaksanakan kajian jelang berbuka dengan pemateri yang luar biasa Ustadzah Yuniar Wardani, S.K.M., M.P.H., Ph.D. yang membahas mengenai “Stunting dalam Islam”.
“Stunting, masihkah genting?” Tanya pemateri menggugah daya kritis para jamaah yang hadir. Dia menyatakan bahwa stunting masih genting dan menjadi permasalahan di negeri ini. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak-anak yang disebabakan oleh kurangnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK 100) yang dihitung dari pembuahan hingga usia dua tahuan. Menurut pemateri stunting ini akan berdampak besar pada kehidupan selanjutnya, di mana berat badan yang rendah memiliki kecenderungan terkena penyakit. Dalam jangka yang panjang pada masa usia dewasa akan berdampak pada perkembangan otak kemudian menjadi beban pembangunan sehingga permasalahan ini menjadi permasalahan yang tidak sederhana dan memerlukan penanganan dari berbagai pihak.
Pada Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 233 menyatakan pentingnya menjaga nutrisi terpenuhi bagi anak yaitu ASI.
وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَاۤرَّ وَالِدَةٌ ۢبِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ ۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗوَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Pemateri menyatakan bahwa siklus stunting adalah siklus seumur hidup dan pencegahan stunting baik dilakukan mulai dari remaja. Bagi calon ibu hendaknya menjaga dirinya untuk tidak terkena anemia, memakan makanan yang sehat dan halal tanpa berlebihan. Selain itu disampaikan juga bahwa ada hak bagi anak untuk mendapatkan hidup yang layak, nutrisi yang cukup dan sehat untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi hak tersebut.
Pemateri juga memberikan penyuluhan untuk memperhatikan isi piring saaat akan makan, pastikan ada sayur dan lauk pauk lainnya yang seimbang, membatasi konsumsi gula, dan memperhatikan label nutrisi sebagai pertimbangan kebutuhan gizi dirinya. Dan khusus bagi remaja putri juga diminta untuk menjaga kadar Hemoglobin dalam darahnya agar mencegah stunting untuk anaknya. Dalam surat Al-Ma’un ayat 1-3 bahwa peran masyarakat untuk memperhatikan anak-anak miskin untuk ikut membantu memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang baik juga.
Selanjutnya pemateri menjelaskan lebih mendetail bagaimana Islam mencegah stunting dengan 3 panduan yaitu pertama komprehensif melalui ayat-ayat yang mendorong umat islam untuk proaktif dalam memastikan kesejahteraan kaum muda. Kedua, melalui berbagai pendekatan umat islam didorong untuk mengatasi permasalahan stunting seperti kepedulian terhadap nutrisi, pola asuh yang baik, serta sistem sosial yang adil dan merata. Ketiga, menjadikan keberhasilan umat dalam menjalankan amanah kesejahteraan dari pencipta bagi generasi muda menjadi tujuan. Dengan panduan tersebut menurut pemateri permasalahan stunting akan lebih mudah ditangani.
Pada akhir kajian pemateri kembali mengajak para jamaah untuk ikut proaktif memerangi stunting dengan memberikan anak-anak asupan makanan yang bergizi dan sehat dan memastikan mereka hidup pada lingkungan yang mendukung perkembangan fisik, kecerdasan emosional, dan spiritual. Stunting bukan hanya mencerminkan ketidakcukupan zat gizi tetapi juga kesenjangan dalam kepedulian dan tanggung jawab sosial yang memang harus ditangani lintas sektor.
Kontributor: Ayu Mubarokah