
KABARMUH.ID, Surakarta – Pendidikan seksual masih sering dianggap tabu di Indonesia. Padahal, dalam perspektif Islam, menjaga diri (hifdz al-nafs) dan menjaga keturunan (hifdz al-nasl) merupakan bagian penting dari maqashid syariah. Menyadari hal itu, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berinisiatif menghadirkan program pendidikan seksual inklusif dan interaktif bagi penyandang disabilitas, khususnya tunagrahita.
Program ini digagas oleh lima mahasiswa UMS: Nur Ramadhan Azizun Hakim, Muhammad Latif Fazlullah Liansah, Salmalia Hera Dewinta, Aisyah Aditya Wulandari, dan Nasya Najwa Anabella Firdausy. Dalam pelaksanaannya, mereka mendapatkan bimbingan dari dosen UMS, Dwi Linna Suswardany, S.KM., M.PH. Bersama dosen pembimbing, tim ini mengembangkan media Interactive Visual Cards untuk mempermudah remaja tunagrahita memahami materi dengan cara yang aman, sederhana, dan menyenangkan.
Inisiatif tersebut lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) 2025 dari Belmawa Dikti. Namun, bagi tim ini, penghargaan bukanlah tujuan utama. Yang lebih penting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa pendidikan seksual bukan hal yang tabu, melainkan hak dasar yang harus diakses setiap orang tanpa terkecuali.
Gerakan mahasiswa UMS ini sejalan dengan semangat Islam Berkemajuan yang digaungkan Muhammadiyah: menghadirkan solusi nyata bagi umat, memberdayakan yang lemah, dan memuliakan martabat manusia.
Red : Tim Dokumentasi | Ed : ARM