KABARMUH.ID, Yogyakarta – Pada malam ke-7 Ramadhan ini ceramah tarawih di Masjid Islamic Center UAD diisi oleh Dr. H. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. dalam mengawali ceramahnya dia menyampaikan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk saling memberikan tausiyah yang didasarkan kepada nilai-nilai kebenaran dan pada malam ini dia yang menyampaikan sebuah ceramah tentang tanggung jawab orang tua terhadap generasi penerusnya. Ahad, (17/03)
“Pengertian orang tua di sini adalah orang tua biologis, bapak dan ibu terhadap anak tetapi ketika kita tafsirkan secara kontekstual berdasarkan kenyataan dan gejala-gejala sosial kemasyarakatan dalam arti luas kiranya ayat yang nanti akan saya bacakan itu sangat sesuai dengan tafsir sosiologis dan arti orang tua di sini adalah termasuk penyelenggara negara.” Ungkapnya.
Dalam surat An-Nisa Ayat 9 Allah SWT berfirman:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
Jika ditafsirkan secara singkat yang pertama kaitannya dengan orang tua biologis. Orang tua biologis yang menitipkan pendidikan anak-anaknya sejak PAUD atau pra-PAUD (daycare) sampai dengan kemampuannya misalnya SLTA atau pesantren atau bahkan sampai perguruan tinggi dengan prinsip orang tua itu mengemban amanah pendidikan anaknya itu dengan pendidikan yang integratif pendidikan yang bernafaskan dan berjiwa agama Islam serta ilmu pengetahuan secara integratif tidak bertentangan dan tidak dipertentangkan.
Selain itu orang tua yang mendidik anaknya dengan keteladanan di rumahnya. Orang tua yang mendorong anak-anaknya untuk juga sekolah secara sosial kemasyarakatan melalui aktivitas organisasi yang dipandang penting dan bisa mengarahkan pelatihan tanggung jawab anaknya bukan hanya tanggung jawab kepada dirinya tetapi juga penting untuk masyarakat dan orang tua itu memberikan contoh teladan yang jujur dan baik.
Maka orang tua seperti ini lepas dari tanggung jawab kepada Allah karena telah berusaha untuk menyiapkan pendidikan anak dengan cara yang baik dan benar. Hal itu ketika mereka selesai sekolah mereka telah memiliki modal dan dengan demikian memiliki bekal untuk hidup sejahtera dan mereka tidak perlu khawatir akan kesejahteraannya dan kesejahteraan anak-anaknya di kemudian hari.
Ada 3 unsur kesejahteraan yang harus dipenuhi: Pertama, Unsur kesejahteraan yang bersumber kepada Qolbun dan bersumber kepada hati nurani Islam. Kedua, Unsur pewarasan otak atau akal yang sehat. Ketiga, Unsur kesehatan fisik.
Allah menjelaskan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 “Orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu dan memiliki ilmu itu derajatnya akan di lebihkan oleh Allah”
Dengan demikian, Busyro menyimpulkan bahwa pendidikan iman dan ilmu itu integratif ini dasar operasional dari surat An-Nisa ayat 9. Maka kewajiban negara termasuk di antaranya mempersiapkan generasi muda untuk mampu meneruskan kepemimpinan Indonesia ke depan, generasi muda yang memiliki kemampuan iman, ilmu dan amal bukan anak-anak muda yang dipaksakan apalagi lewat cara-cara yang melanggar kaidah-kaidah agama dan melanggar kaidah konstitusi.
Ayat ke-9 surat An-Nisa berkaitan juga dengan surat Al-Mujadalah ayat 11. Maka dari itu Busyro mengajak kepada para orang tua untuk lebih memahami ayat ini agar pendidikan anak itu perlu dilakukan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketabahan demikian juga dengan kalangan pendidik.
Sebelum mengakhiri ceramahnya dia berpesan “Berkomunikasilah dengan kata-kata yang benar yang benar itu adalah bersumber kepada kitab suci Al-quran dan as-sunnah yang perlu didukung dengan upaya-upaya berbagai pihak di dalam masyarakat.”
Kontributor: Sakila Ghina