BeritaInspirasiJateng

Dukung Gerakan Zero Waste, Tim Pengabdian UMS dan BUMDES Gajahan Sulap Limbah Pangan Jadi Pakan Ikan

KABARMUH.ID, SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui inovasi pengabdian masyarakat. Tim dari Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Pendidikan Biologi UMS berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Gajah Makmur Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, mengembangkan program “Cycling Zero Waste Pendukung Kemandirian Pangan” yang berhasil menyulap limbah makanan menjadi pakan ikan bernilai ekonomi. Pengabdian ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) 2025.

Ketua tim pengabdian, Windi Wulandari, S.KM., M.PH., menjelaskan bahwa inisiatif ini lahir dari permasalahan serius terkait penumpukan sampah organik di Desa Gajahan. “Sebagian besar masyarakat belum mampu mengelola limbah makanan rumah tangga dengan baik. Melalui program ini, kami ingin mengubah masalah menjadi peluang – mengurangi sampah, mendukung kemandirian pangan, sekaligus menciptakan nilai ekonomi baru,” jelas Windi, Sabtu (11/10).

Menurut data analisis situasi, sampah makanan menyumbang hingga 39,41 persen dari total komposisi sampah di Indonesia, menjadikannya jenis limbah paling dominan. Di Desa Gajahan sendiri, sebagian besar sampah organik berasal dari rumah tangga, warung makan, dan kos – kosan yang belum memiliki sistem pengolahan terpadu. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gas metana (CH4) yang memperparah perubahan iklim dan menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat dan tikus.

Program pengabdian ini juga menjawab persoalan ekonomi lokal. BUMDES Gajah Makmur, yang mengelola usaha ternak lele dan gurami, selama ini terkendala biaya pakan yang tinggi. Dengan pelatihan produksi pelet ikan dari limbah pangan, biaya operasional dapat ditekan dan hasil budidaya berpotensi meningkat.

Peserta dilatih langsung mulai dari pemilihan bahan hingga proses pencetakan pelet menggunakan metode sederhana

“Dengan inovasi pelet berbasis food waste ini, kami berharap produksi ikan bisa kembali meningkat. Kami optimistis program ini tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tapi juga memperkuat ekonomi desa,” ungkap Joko Sutoyo, pembina kelompok perikanan Desa Gajahan.

Dalam kegiatan pelatihan pada Senin (22/9) lalu, tim UMS memperkenalkan teknologi tepat guna berupa mesin pencacah limbah organik dan mesin pencetak pelet ikan. Peserta dilatih langsung mulai dari pemilihan bahan hingga proses pencetakan pelet menggunakan metode sederhana yang mudah diterapkan di tingkat rumah tangga maupun kelompok usaha. Program ini juga dilengkapi pendampingan dan evaluasi berkelanjutan agar kelompok BUMDES mampu memproduksi pakan ikan secara mandiri.

Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) dan tujuan ke-13 (penanganan perubahan iklim). Program ini berkontribusi nyata dalam mengurangi emisi gas metana melalui pengelolaan sampah organik, sekaligus mendukung Asta Cita Ekonomi Hijau dan Biru dengan menciptakan produk ramah lingkungan yang berdaya guna.

Melalui kegiatan ini, UMS terus memperkuat perannya sebagai kampus berkemajuan yang mengintegrasikan tridharma perguruan tinggi dengan solusi konkrit terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. “Kami ingin UMS tidak hanya hadir sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam mewujudkan desa mandiri, bersih, dan berdaya saing,” pungkas Windi. (Alvian/Humas)

Editor: Farhan Shiddiq

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button