InspirasiSosok

Jejak Si Kembar Nova-Novi: Jadi Kader Ortom, Hingga Berpasangan Suami Kader Muhammadiyah

KABARMUH.COM, Samarinda -Tak menunggu waktu lama lagi. Beberapa jam kedepan, 1 Ramadhan akan segera tiba. Seperti biasanya, setiap anak organisasi dari Muhammadiyah, organisasi otonom (ortom), bersiap dalam mempersiapkan kegiatan pada bulan Ramadan.

Dari Ikatan Pelajar Muhammiyah hingga Pemuda Muhammadiyah kesemuanya saling berlomba dalam mencari berkah di bulan yang suci.

Namun, berbeda dengan ortom Angkatan Muda Muhammadiyah lainnya. Para pengurus Nasyiatul Aisyiyah (NA) ini harus ekstra dalam mempersiapkan kegiatan pada satu bulan mendatang.

Nova dan Novi yang semenjak masih bersekolah sudah dikenal sebagai aktivis Muhammadiyah ini, Kini kembali disibukkan dengan amanah sebagai ketua dan bendahara di PD NA Kota Samarinda hingga 2022 mendatang.

Pasangan saudara kembar ini memang semenjak dahulu sering terlihat aktif bersama. Hingga kini, saat aktif Bernasyiatul Aisyiyah dan berkeluargakan suami dari kader Muhammadiyah mereka juga tetap aktif bersama.

Nova menuturkan, awal dirinya bersama dengan sang adik Novi Ratih Sari saat aktif Bermuhamamdiyah dimulai semenjak mereka bersama duduk di bangku kelas 10.

“Mulai masuk  Muhammadiyah  pas kelas 1 SMK. Masuk IRM sekolah, menjadi Sekretaris Bidang  PIP IRM sekolah  2007,” ujar Nova Ratna Sari yang kini menjabat selaku Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Samarinda.

Awalnya. Sembari terdiam mengingat, dirinya melanjutkan percakapan. Saat dulu, dirinya diajak oleh seorang guru. Dikatakan oleh seorang guru tersebut, bahwa mereka cocok untuk mengembangkan diri di Muhammadiyah. Meskipun Nova mengatakan, dirinya bukan berasal dari keluarga Muhammadiyah.

“Dulu didatangin guru di bilangin  kalian  cocok masuk IRM. Begitu awal kita bergabung di Muhammadiyah, sampai sekarang masih aktif,” ujarnya sambil mempersiapkan perbekalan rumah tangga dan bersiap menuju kerja.

Bukan hal yang mudah baginya ketika aktif saat itu. Dirinya pernah sempat dilarang aktif Bermuhammadiyah dengan keluarganya bahkan menjadi pimpinan di ortom Muhammadiyah pun dirinya pernah ditentang.

“Banyak tantangan dalam menjalani aktivitas di Muhammadiyah.  Misalnya saat masih berada di IPM pernah dilarang aktif oleh orang tua, sampai harus sembunyi-sembunyi untuk ikut kegiatan. Selain itu juga karena statusnya masih pelajar jadi diharuskan fokus belajar.”

“Pernah jadi ketua cabang IPM Samarinda Ilir namun ditentang oleh beberapa ayahanda karena perempuan,” gemingnya sembari mengingat susahnya dahulu saat berdakwah.

Semenjak memilih untuk menikah pada 2015 silam. Pasangan saudara kembar ini, tidak memutuskan untuk purna Bermuhammadiyah. Sampai kini memiliki seorang anak, dirinya bersama sang adik tetap melanjutkan estafet dakwah.

Menurutnya, tidak ada beban yang berat saat telah berkeluarga. Semuanya tetap dijalankan dengan hati senang dan gembira.

“Gak ada repot, semua  dijalankan  aja. dibawa senang aja. Bawa anak kesana-kesini  biar terurus  berjalan semuanya. Organisasi  jalan, jaga anak terlaksana tanpa harus merepotkan yang lain. tanggung  jawab anak dan keluarga tetap utama.”

“Kalau di NA tentunya tidak mudah menjadi ketua sekaligus seorang ibu, apalagi anak harus turut serta dalam setiap kegiatan. karena semuanya harus dikondisikan dengan kebutuhan anak. Namun berkat dukungan penuh suami yang terkadang turut menemani saat ada kegiatan semua kendala yang berurusan dengan anak dapat dilalui dengan baik.”

Dirinya tak lupa memberikan tips bagi kader Muhammadiyah lainnya. Kebanyakan perempuan menurut Nova berhenti di tengah jalan dalam melanjutkan dakwah di Muhammadiyah. Hal itu, terkadang disebabkan tidak didukungnya oleh pasangan keluarga yang baru.

“Suami mendukung  selalu. Semua kegiatan saya suami  selalu ada mendukung  membantu  menjalankankan amanah organisasi. Semua dibantu persiapan kegiatan dari awal sampai akhir,” tambahnya.

Bukan tanpa kendala, setiap ada ide dan pendapat si kembar ini seringkali pastilah tak sama. Hal itupun tak jarang, membuat perdebatan antara Nova dan Novi semenjak menjadi pengurus di ortom hingga kini.

“Selama aktif  Bermuhammadiyah, kami saling  membantu dan tukar pendapat, curhat bareng. Namun gak jarang juga kita berantem  terus diam-diaman karena beda pendapat terus kadang juga salah satu dari kita ngalah  terus debat lagi di luar forum.”

“Itu bagian dari dinamika berorganisasi. Yang jelas kami tidak pernah saling bermusuhan,” tutup Nova.

| Red: CN | Editor : AM |

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button