KABARMUH.ID, Jakarta – Kiai Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mengingatkan para dai Muhammadiyah untuk memperkuat pengetahuan ilmiah selain ilmu agama, serta menyampaikan dakwah dengan cara yang lembut dan penuh hikmah. Pesan ini disampaikan dalam acara Silaturahim Nasional (Silatnas) yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah di BPMP DKI Jakarta.
Kiai Saad menegaskan bahwa integrasi ilmu pengetahuan dan agama telah menjadi bagian dari prinsip dasar Muhammadiyah sejak didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan. Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang modern dan terbuka terhadap kemajuan. Salah satu pilar penting yang membedakan Muhammadiyah adalah keyakinan bahwa kemajuan harus didorong oleh pengetahuan, sebagaimana tercantum dalam ayat pertama Al-Qur’an yang menyebutkan kata “Bismirabbik”, yang mengandung makna bahwa setiap kemajuan harus diawali dengan pengetahuan yang benar, diikuti kemampuan dalam membaca dan memahami.
Kiai Saad juga mengingatkan bahwa Islam tidak pernah bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban. Oleh karena itu, ia mengajak warga Muhammadiyah untuk bekerja keras mewujudkan “Second Golden Age” dalam sejarah peradaban Islam. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan ilmu agama dan pengetahuan umum di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah serta berbagai Amal Usaha Muhammadiyah lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Saad juga mengapresiasi pengakuan internasional atas kemajuan Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menyebutkan bahwa ilmuwan terkenal, Robert W. Hefner, mengakui pencapaian Muhammadiyah dalam dunia pendidikan.
Kiai Saad juga berpesan kepada para dai Muhammadiyah untuk tidak terburu-buru dalam memberi vonis kepada individu yang belum memeluk Islam atau yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ia menegaskan, “Kita tidak bisa menilai akhir hidup seseorang. Bisa jadi, seseorang yang sekarang belum Islam, suatu saat nanti akan berislam dan bahkan lebih baik dari kita.” Ini mencerminkan prinsip dakwah Muhammadiyah yang mengutamakan kesabaran dan keikhlasan dalam menyebarkan ajaran Islam.
Terakhir, dalam konteks amar ma’ruf nahi munkar, Kiai Saad menekankan pentingnya pendekatan dakwah yang bijak dan tidak terburu-buru dalam menilai kemungkaran. Penggunaan cara yang salah dalam upaya menghindari kemungkaran justru akan merusak esensi ajaran tersebut.