KABARMUH.ID, Yogyakarta – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan keagamaan, Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Acara ini diikuti oleh 32 peserta, diantaranya 2 peseta Tri Priyo Saputro dan M. Romadona dari kontingen MDMC wilayah Lampung, dan kegiatan tersebut berlangsung  23-25 Oktober 2024 di Wisma Sargede, Yogyakarta.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari SEKNAS SPAB, Kepala Divisi Program Kebencanaan BAZNAS, dan LPBI NU yang membagikan pengetahuan serta keterampilan tentang integrasi konsep SPAB dalam satuan pendidikan keagamaan. Dalam sesi pelatihan peserta juga mendapat pemahaman mendalam mengenai strategi mitigasi dan respon bencana yang sesuai dengan konteks pendidikan di dampingi Fasilitator dari Human Initiative, Lingkar, YEU, MDMC, dan KPB.

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para fasilitator dengan alat dan metode yang efektif, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh di lembaga pendidikan masing-masing. Melalui pelatihan ini, diharapkan sekolah-sekolah dapat menjadi tempat yang tidak hanya aman dari bencana, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pengetahuan bagi masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.

Lead Presidium KPB Indonesia H. Budi Santoso, S.Psi, M.K.M menyampaikan beberapa poin tujuan diselenggarakannya pelatihan ini, yaitu:

  1. Membangun budaya sadar bencana, budaya aman dan budaya pengurangan risiko bencana di lembaga pendidikan keagamaan.
  2. Membekali para tenaga pendidikan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen bencana dan implementasi SPAB.
  3. Meningkatkan jiwa kerelawanan dan kompetensi kesiapsiagaan bencana para tenaga pendidikan
  4. Mengembangkan program satuan pendidikan aman bencana di lingkungan pendidikan keagamaan

Adapun agenda berikutnya pasca pelatihan tersebut, yaitu:

  1. Implementasi SPAB di Sekolah masing-masing
  2. Monitoring oleh pendamping fasilitator SPAB KPB
  3. Jambore SPAB bagi lembaga pendidikan keagamaan tahun 2025
  4. Romadona berkesan dengan materi dan praktik yang diberikan dalam beberapa hari mengikuti pelatihan Fasilitator SPAB tersebut. “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya merasa lebih siap untuk menerapkan ilmu yang didapat di sekolah kami dan membantu komunitas dalam menghadapi bencana,” ujarnya.

Tri Priyo Saputro menyoroti adanya sekolah yang masih belum aman dalam menghadapi bencana di daerah yang berisiko terdampak bencana. “Ada beberapa sekolah itu belum aman. Seperti pintu kelas yang untuk membukanya kebanyakan masih mengarah ke dalam, kemudian area titik kumpul tidak memperhatikan seperti pohon, tiang listrik, dan bangunan tinggi di sekitarnya,” pungkasnya.

Kontributor : Hanivan Sabilan KR dan Tri Priyo Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here