KABARMUH.ID, Yogyakarta – Pada Ramadhan ke-11 ini, Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan tetap istiqamah menyelenggarakan Kajian Jelang Berbuka yang mana pada kesempatan ini diisi oleh Ustadz Rizki Firmansyah Lc., M.Hum dengan tema besar-nya yakni Islam dan Komunikasi.

“Berbicara dengan kalian semua dan bisa dipahami apa yang telah saya sampaikan kemudian ada tanggapan itu termasuk komunikasi,” ucapnya diawal setelah membuka kajian sore itu.

Dalam kajian tersebut dia menjelaskan mengenai tata cara komunikasi yang bisa dilakukan secara verbal ataupun non-verbal. Dan keduanya biasa dilakukan oleh pemateri. Komunikasi juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang contohnya, orang mengarahkan orang lain yang akhirnya dipraktekkan, dengan begitu komunikasi menjadi urgent. Keberhasilan, kesuksesan, pencapaian dan sebagainya itu juga didapatkan dari komunikasi.

Selain itu, Rizki juga menjabarkan terkait media komunikasi termasuk media sosial yang saat ini ramai digunakan oleh semua orang. komunikasi atau media komunikasi yang diketahui sekarang itu dapat menjadi penyebab hadirnya problem program sosial mengenai informasi yang tidak benar dan negatif banyak tersebar di sana. Perpecahan pertikaian yang mungkin bisa terjadi dikarenakan komunikasi dan informasi yang salah.

Rizki menjabarkan mengenai Rasulullah yang merupakan komunikator yang ulung “Nabi Muhammad dari umat terbaik dan tugas umat Islam ini menyeru kepada yang Makruf mencegah yang mungkar. Dan caranya dengan komunikasi lebih spesifiknya dengan dakwah. Ini dapat diartikan bahwa tugas dakwah dan Tabligh itu bukan tugas Ustadz saja bukan tugas Kiai. Akan tetapi ayatnya jelas bahwa semua umat Islam adalah umat terbaik itu adalah Mengingatkan untuk Makruf dan nahi mungkar. Maka perkara ini dapat belajar dari Nabi,” katanya di tengah-tengah pemaparan materinya.

Pemateri menceritakan pula mengenai kisah-kisah Nabi Allah untuk mencontohkan bagaimana peristiwa masa lalu mengenai pentingnya komunikasi dan manfaat-manfaat komunikasi dalam Islam dari cerita Nabi terdahulu. Di akhir menjelang berbuka dia menyinggung terakait QS. Ar-Rahman “fabi ayyi ‘alai rabbikuma tukazziban” ayat ini diulang-ulang untuk menyatakan ayat ini penting karena ayat ini pasti terjadi.

Ayat tersebut menjadi analogi bagaimana cara dalam berkomunikasi dan butuh untuk diulang-ulang.

“Itulah cara Qur’an berkomunikasi dengan cara bertahap, maka seperti itulah kita harus berkomunikasi,” tutupnya.

Kontributor: Putri Ana Khairunnisa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here