Oleh : Muhammad Fawwaz Syafiq Rizqullah (Mahasiswa Berprestasi UMY 2020)

M. Fawwaz Syafiq, saat presentasi projek di kegiatan Youth for Peace Camp, Jakarta.

Penyebaran Covid-19 di Indonesia berdampak terhadap tertundanya beberapa acara besar organisasi Islam di Indonesia, salah satunya adalah Mukatamar Muhammadiyah ke-48.

Dalam merespon adanya penyebaran Covid-19, Muhammadiyah memutuskan untuk menunda Muktamar yang akan diselenggarakan di kota Surakarta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tanggal 1 – 5 Juli 2020, kemudian secara resmi ditunda dan digeser pada tanggal 24 – 27 Desember 2020. Keputusan ini resmi dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan disampaikan oleh Sekertaris Umum Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed. yang merupakan hasil dari Rapat Pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Meskipun, beberapa waktu lalu Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah  sudah melakukan kunjungan ke kediaman Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo guna mendapatkan izin dan dukungan dalam terselenggaranya Muktamar Muhammadiyah di kota Surakarta, Jawa Tengah.

Melihat apa yang sudah dipersiapkan oleh persyarikatan Muhammadiyah yang tentu saja telah menguras banyak waktu, tenaga dan biaya. Warga Muhammadiyah yang direpresentatifkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencoba untuk tetap berlapang dada dalam menerima keputusan bersama yang telah dikeluarkan demi kemaslahatan umat dan bangsa. Padahal menurut data yang sudah dikonfirmasi, sudah sekitar 3000 warga Muhammadiyah resmi terdaftar dan akan hadir dalam perhelatan terbesar yang telah ditunggu – tunggu oleh seluruh warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia tersebut. Bahkan angka tersebut masih akan bertambah dengan Pimpinan – pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dari beberapa Negara serta Penggembira yang siap untuk meramaikan acara pembukaan Muktamar yang semula akan dilaksanakan di Stadion Manahan Solo dengan mengangkat tema ‘’Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta’’.

Keputusan Muhammadiyah dalam menunda Muktamar kali ini dirasa sebagai keputusan yang cerdas dan tepat. Dan hal ini menjadi ciri khas bagi Persyarikatan Muhammadiyah, yang mana selalu mendahulukan akal sehat daripada keingininan dan hasrat serta senantiasa mementingkan kemaslahatan umat dari pada hanya untuk memenuhi sebuah hajat.

Luar biasanya lagi, Muhammadiyah tidak patah semangat dengan diundurnya perhelatan Muktamar. Bahkan dengan penuh semangat mengubah haluan untuk ikut mengambil peran dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 di Indonesia.

Muhammadiyah melalui melalui Majelis dan Lembaga, Ortom serta Amal Usahanya dengan cepat bergerak merespon dan melakukan berbagai upaya  untuk berikhtiyar memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan tetap memperhatikan kebutuhan bagi masyarakat yang terdampak . Muhammadiyah juga membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) sebagai satuan khusus yang berfokus terhadap bagaimana penanggulangan, pendampingan serta pencegahan tersebarnya Covid-19 baik di tingkat pusat sampai pada tingkat daerah se-Indonesia. Selain itu Muhammadiyah juga menyiapkan RS PKU di berbagai daerah sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Hal yang lain yang juga dilakukan Perguruan Tinggi Muhammadiyah seperti yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah memberikan sembako bagi mahasiswa – mahasiswa yang belum bisa pulang ke kampung halamannya dan terpaksa untuk stay at kos – kosan atau kontrakan mereka. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga memberikan tambahan subsidi kuota yang dijadikan sebagai pemotongan uang SPP pada semester yang akan datang. Dari banyak hal yang dilakukan  Muhammadiyah, bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah selalu terus di garda terdepan dalam masalah kemanusian dan tidak sibuk untuk hanya sekedar memfokuskan diri dengan hal – hal yang bersifat kepentingan persyarikatan.

Mengutip perkataan Ayahanda Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag. yang juga salah seorang PP Muhammadiyah mengatakan bahwa ‘’Saat ini bukan lagi saatnya saling menghujat dan menyalahakan. Berhentilah melakukan itu, anak negeri sedang dirundung masalah. Virus Corona ini benar – benar mengganggu mari kita bergotong royong untuk menyelesaikan pandemi ini agar kita bisa segera melakukan aktifitas dengan keadaan normal seperti biasanya’’. perkataan tersebut mencerminkan bagaimana Muhammadiyah yang selalu siap dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dengan Langkah – Langkah yang kongkret dan juga solusi yang mencerahkan sehingga tema Muktamar ke-48 ‘’Memajukan Indonesia, Mencerahkan Bangsa’’ benar – benar bukan sekedar tema, akan tetapi sudah menjadi darah daging bagi warga Muhammadiyah yang selalu senantiasa berfikiran berkemajuan dan bertindak yang mencerahkan. Selamat bermuktamar dalam dada – dada dengan semangat gotong royong dalam menyelesaikan masalahan kemanusian dibumi pertiwi yang kita cintai ini.

| editor: AM |

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here