KABARMUH.ID, YOGYAKARTA – Pada hari sabtu (23/03) masjid Islamic Center Kembali diramaikan dalam acara kajian menjelang buka puasa serta buka puasa bersama para jamaah. Kajian pada kali ini akan bertemakan Pendidikan dasar dan Islam yang akan disampaikan oleh Dr. Hendro Widodo, M.Pd.

Pendidikan dasar merupakan jenjang Pendidikan yang melandasi jenjang Pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lainnya yang sederajat serta sekolah menengah pertama (smp), madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pada kajian ini yang akan dijelaskan adalah bagaimana Pendidikan dasar dalam perspektif islam pada Pendidikan anak.

Dalam Pendidikan Islam dikenal catur pusat pendidikan/integrasi pusat pendidikan di mana dalam catur pendidikan ini ada keluarga, sekolah, masjid dan masyarakat. Sehingga anak sebagai subjek pendidikan mendapatkan ruang pendidikan yang pertama pada keluarga kemudian sekolah, masyarakat atau juga pada masjid. Fokus kajian kali ini akan dibahas pada aspek keluarga sebagai ruang pendidikan pertama bagi anak.

Pendidikan anak dimulai sejak memilih pasangan hidup, setelah ketemu pasangan hidup lalu kemudian mengandung maka diteruskan pendidikan dalam kandungan, kemudian pendidikan anak ketika anak lahir sampai anak meninggal dunia. Pendidikan anak tidak hanya satu fase saja namun dari awal memilih pasangan hidup hingga sang anak meninggal dunia. Berikut hadis yang mendasari pendidikan anak dimulai sejak memilih pasangan hidup.

 حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ubaidullah] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sa’id bin Abu Sa’id] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Imam Bukhari No. 4700)

Hendro menyampaikan wanita itu dinikahi karena 4 hal yaitu harta, keturunan, kecantikan dan agama. “Maka pilihlah agamanya maka kamu akan beruntung, jika agamanya baik maka yang lainnya pun akan ikut terlihat baik. Maka pendidikan anak dalam Islam dimulai sejak memilih atau menentukan pasangan hidup.” Ungkapnya.

Dia mengutip bait seorang Pujangga Kairo Mesir, Ahmad Syauqi  mengatakan “Ibu adalah sekolah. Jika engkau menyiapkan generasi ibu dengan baik, berarti engkau menyiapkan generasi yang berkarakter mulia”.

Kemudian ketika anak dalam kandungan dikenal dengan istilah prenatal. Ketika mengandung maka di situ juga sudah ada pendidikan anak dalam kandungan. di dalam kajian-kajian  kedokteran maupun juga dalam kajian psikologi banyak penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa ketika seorang ibu mengandung dan rajin mendengarkan al-qur’an maka secara psikologis anak yang di dalam kandungan itu tentu mendengar dan memberikan dampak positif pada ibu dan bayi di dalam kandungannya.

Kemudian ketika anak lahir, didalam QS An-Nahl: 78 dikatakan

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Walaupun lahir dalam kondisi fisik yang sempurna namun tidak dapat difungsikan terlebih dahulu, kemudian allah fungsikan pendengaran maka kita bisa mendengar, kita bisa belajar dari apa yg diucapkan oleh orang tua kepada anak. Karna apa yang didengarkan di usia bayi itu sangat meresap, maka ketika anak itu lahir makan pendengarkan lah sesuatu yang baik seperti al-quran.

Ketika anak lahir sampai anak itu meninggal maka dipesankan kepada orang tuanya jangan sampai keturunannya itu menjadi generasi yang lemah, lemah dari sisi aqidahnya, pendidikannya, ekonominya, dan agamanya. Dan ini juga disampaikan dalam al-quran untuk menjaga anak dalam pendidikannya sebagai fondasinya  agar memperkuat  aqidah, ibadah dan akhlaknya.  Pendidikan dasar anak dalam perspektif islam yang pertama adalah aqidah, yang kedua adalah ibadah dan yang ketiga adalah akhlak. Ketika aqidah dan ibadahnya baik maka akhlaknya akan baik maka jadikanlah aqidah sebagai fondasi dasar anak dan ibadah sebagai penguatnya. dijelaskan dalam QS. Luqman: 13

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Sebagaimana Luqman mengajarkan anaknya untuk tidak mempersekutukan allah dan ini yang menjadikan fondasi dasar dalam aqidah anak,  dan bangunan penguatnya adalah ibadah  sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Isra: 78

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Artinya: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Bahkan di dalam hadis juga dikatakan untuk menjalankan ibadah sholat

“Suruhlah anak kalian sholat ketika berumur 7 tahun. dan pukullah mereka ketika berusia 10 tahun (jika mereka meninggalkan sholat) dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan) HR. Abu Daud” Juga DIjelaskan dalam QS Luqman: 17

يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Jadi jika fondasi aqidah dan ibadahnya baik maka berpotensi akhlaknya pun menjadi baik.

didalam langkah kita menanamkan aqidah, ibadah, dan akhlak sebagai fondasi pendidikan islam terhadap anak-anak, hal ini juga diajarkan oleh Luqman

terhadap anak-anaknya sebagaimana dijelaskan dalam QS. Luqman: 14

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Menurut Hendro akhlak itu dibagi menjadi tiga, yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap hewan dan tumbuhan. itu yang menjadi dasar bagaimana memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang pendidikan akhlak.

Kontributor: Putri Handayani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here