KABARMUH.ID, Sukoharjo – Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Shirathun Najah Muhammadiyah Ranting Miri sukses menggelar acara Tahfidz Camp 2025 pada 3-4 Maret 2025. Mengusung tema “Qur’an dan AI”, kegiatan ini mengangkat slogan “Al-Qur’an Dibaca, Gadget Dikelola, dan Lingkungan Dijaga” serta berlangsung di Dukuh Miri, Desa Bulu, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan yang digelar selama dua hari satu malam ini diikuti oleh peserta berusia 12 hingga 18 tahun dan bertempat di aula PPTQ Shirathun Najah Putra. Acara ini bertujuan mengisi waktu libur awal Ramadan dengan berbagai aktivitas edukatif, seperti menghafalkan ayat tematik, mengenal keterkaitan AI dengan Al-Qur’an, serta memahami isu lingkungan dalam perspektif Islam. Panitia menyusun rangkaian acara secara sistematis agar para peserta dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal.
Serangkaian Kegiatan Interaktif
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Direktur PPTQ Shirathun Najah Muhammadiyah Ranting Miri, Ustadz Awaludin Mufthi Efendi, M.Si. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesan mendalam kepada para peserta. “Dengan turunnya rahmat Allah, para peserta sudah dirindukan oleh panitia. Seberapa rindunya? Silakan hitung rintik-rintik hujan di halaman luar pesantren,” ujarnya.
Hari pertama diawali dengan sesi perkenalan peserta dan pendamping, dilanjutkan dengan hafalan ayat-ayat tematik terkait AI dan lingkungan. Memasuki sesi utama, peserta mendapatkan materi tentang mengintegrasikan AI dengan pembelajaran Al-Qur’an, yang dibimbing langsung oleh Ustadz Fayiz Yan Avicena. Sebanyak 70 peserta tampak antusias dalam sesi praktik menggunakan aplikasi berbasis AI untuk memahami dan mendalami kandungan Al-Qur’an.
“Teknologi terus berkembang, kita harus terus belajar agar tidak tertinggal oleh zaman. Jangan takut mencoba hal baru dalam teknologi, karena setiap inovasi dimulai dari keberanian untuk belajar,” ujar Ustadz Fayiz Yan Avicena dalam pemaparannya.
Setelah sesi pemaparan, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil praktik yang telah mereka lakukan. Malam harinya, panitia secara spontan mengadakan api unggun guna mempererat hubungan antara pendamping dan peserta.
Refleksi dan Penutupan
Memasuki hari kedua, peserta memulai kegiatan dengan sahur bersama, shalat subuh berjamaah, dan hafalan Al-Qur’an hingga matahari terbit. Setelah itu, mereka melakukan jalan pagi di lingkungan pesantren yang asri, sebagai bentuk refleksi atas ayat-ayat yang telah dihafalkan.
Acara diakhiri dengan sesi penutupan yang kembali dihadiri oleh Direktur PPTQ Shirathun Najah Muhammadiyah Ranting Miri. Penutupan semakin semarak dengan pembagian hadiah bagi peserta yang menunjukkan pencapaian terbaik selama kegiatan.
Salah satu peserta, Andika Septianto, mengungkapkan kesan positifnya. “Acara Tahfidz Camp ini sangat menghibur dan seru. Semoga PPTQ Shirathun Najah semakin sukses dan maju. Ayo mondok di Shirathun Najah!” ungkapnya.
Peserta lainnya, Firana Faith Adzkiya, turut menyampaikan pengalamannya. “Tahfidz Camp ini memberikan pengalaman luar biasa. Saya tidak hanya belajar menghafal Al-Qur’an, tetapi juga memahami isinya dan kaitannya dengan teknologi AI. Semoga acara seperti ini terus diadakan agar semakin banyak teman-teman yang tertarik mempelajari Al-Qur’an dengan teknologi yang bermanfaat.”
Sebagai informasi, PPTQ Shirathun Najah saat ini telah membuka pendaftaran peserta didik baru untuk jenjang SMP, SMA, serta Ma’had Aly.
Kegiatan Tahfidz Camp 2025 menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata para ustadz dan ustadzah dalam mengembangkan pesantren yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Selain memperkuat hafalan Al-Qur’an, acara ini juga menanamkan nilai-nilai Islami serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya teknologi dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Kontributor: Amelia Putri Iqbal (Pengajar PPTQ Shiratun Najah)