BeritaInspirasiJateng

Sambut ASKUI PTMA 2025, UMS Tampilkan Semangat Internasionalisasi melalui Mahasiswa Asing

KABARMUH.D, SURAKARTA – Suasana hangat dan penuh semangat budaya mewarnai pembukaan Annual Meeting Asosiasi Kantor Urusan Internasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (ASKUI PTMA) 2025 yang digelar di Hotel Alana, Senin–Rabu (20–22/10). Acara yang mempertemukan perwakilan PTMA se-Indonesia ini dibuka dengan penampilan memukau Tari Kipas oleh mahasiswa asing Program Magister Teknik Kimia dan Magister Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Penampilan Tari Kipas menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam pembukaan acara. Gerakan lemah gemulai para penari memukau para tamu undangan yang hadir dari berbagai universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah di Indonesia serta beberapa perwakilan kampus mitra dari luar negeri.

Penampilan Tari Kipas dari Mahasiswa UMS Asal Thailand dalam Pembukaan Annual Meeting ASKUI PTMA 2025

Salah satu penampil, mahasiswa asal Thailand Selatan Mr. Abdulrohim, mengungkapkan rasa bangganya bisa mempersembahkan tari tradisional tersebut di hadapan para tamu dari seluruh Indonesia. “Rasanya senang sekali bisa tampil di depan banyak orang, apalagi yang datang dari berbagai daerah,” ungkapnya dengan senyum cerah setelah pertunjukan, Senin, (20/10).

Afissan Bin-etae menambahkan, penampilan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk upaya memperkenalkan budaya negaranya kepada masyarakat Indonesia. “Kami ingin berbagi budaya dari Thailand Selatan kepada teman-teman di Indonesia. Karena ternyata banyak juga kesamaan antara budaya kami dengan budaya Indonesia, termasuk tari kipas ini,” ujarnya.

Menurutnya, acara semacam ini menjadi ruang untuk saling mengenal dan menghargai keanekaragaman budaya antarbangsa. “Harapan saya, tamu-tamu yang datang bisa lebih tahu budaya Thailand seperti apa, dan kita juga belajar budaya Indonesia. Jadi ada pertukaran budaya yang indah,” imbuhnya.

Selain penampilan Tari Kipas, beberapa mahasiswa internasional juga turut menyampaikan kesan dan harapan mereka terhadap kegiatan ASKUI PTMA 2025. Salah satunya, Alwy Ahmed, mahasiswa asal Kenya yang kini menempuh studi di UMS, menilai kegiatan ini mencerminkan semangat persatuan di antara universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Acara ini menunjukkan satu hal penting, yaitu unity atau kesatuan. Semua universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah berkumpul untuk satu tujuan besar, yakni menuju internasionalisasi,” ungkap Alwy.

Ia juga menilai bahwa kegiatan semacam ini memiliki banyak manfaat, termasuk dalam meningkatkan reputasi global universitas Muhammadiyah.

Lebih lanjut, Alwy berharap agar program internasionalisasi di lingkungan PTMA tidak hanya berorientasi ke luar negeri, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat Indonesia. “Internasionalisasi itu penting, tapi kita juga harus memberi kembali kepada masyarakat. Mahasiswa internasional bisa ikut berkontribusi, misalnya lewat pengabdian masyarakat atau berbagi pengalaman belajar,” pungkasnya.

Kasubdit Pengembangan Kemitraan Akademik dan Mobilitas Direktorat Reputasi, Kemitraan, dan Urusan Internasional (DRKUI) UMS, Hepy Adityarini, S.Pd., M.A., Ph.D., menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa asing dalam penyambutan tamu menjadi bagian dari upaya internasionalisasi kampus. “Salah satu fokus KUI itu kan memang handling mahasiswa asing. Nah, di acara ini kami ingin menunjukkan bahwa UMS punya mahasiswa internasional yang aktif dan kami beri ruang untuk menampilkan budaya mereka,” terangnya.

Menurut Hepy, kehadiran mahasiswa asing dalam kegiatan formal seperti ASKUI menjadi bentuk nyata dari semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas negara yang dikembangkan UMS. “Kami ingin memperlihatkan kepada teman-teman PTMA se-Indonesia bahwa mahasiswa asing di UMS juga punya peran penting. Mereka diberi kesempatan untuk mempertontonkan budaya asalnya, dan itu bentuk saling belajar antarbangsa,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa para mahasiswa internasional merasa senang karena mendapat kesempatan tampil di forum nasional tersebut. “Mereka bangga, karena universitas memberi ruang untuk menunjukkan jati diri. Salah satunya Alwy, mahasiswa asal Kenya, juga aktif di kampus, bahkan pernah menjadi duta perpustakaan,” ungkap Hepy.

Terkait pelaksanaan ASKUI PTMA 2025, Hepy berharap kegiatan ini berjalan lancar dan semakin mempererat sinergi antar-PTMA. “Acara ini penting karena yang pertama kali mencetuskan ASKUI itu dari UMS, waktu itu ketuanya Pak Musli. Jadi kita punya tanggung jawab moral untuk mensukseskan acara ini. Harapannya bisa jadi ajang promosi dan silaturahmi antaruniversitas Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ujarnya.

Suasana ASKUI PTMA 2025

Melalui penampilan budaya seperti Tari Kipas dan keterlibatan mahasiswa dari berbagai negara ini, lanjutnya, UMS menunjukkan komitmennya dalam mengusung semangat “Dari Muhammadiyah untuk Dunia” dengan menggabungkan kearifan lokal dengan visi global menuju perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing internasional. (Fika/Humas)

Editor: Al Fadhlil Raihan Yunan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button