KABARMUH.ID, Purworejo – Mahasiswa dan Masyarakat di Kabupaten Purworejo mengikuti kegiatan diskusi mengenai politik dengan tema “Dongeng Rakyat: Cepat Tanggap Politik” melalui media daring yaitu google meet, kegiatan tersebut digagas oleh Komunitas Suaka Baca yang baru berdiri di Purworejo pada tahun 2023 lalu, dimana Suaka Baca sendiri awal mulanya merupakan sebuah kesadaran penuh mahasiswa bahwa literasi adalah budaya yang harus dikelola dengan baik.

Suaka Baca sendiri merupakan sebuah komunitas diskusi, dimana dalam komunitas ini digunakan sebagai sebuah ruang diskusi mengenai politik, filsafat, anthropologi, semiotika, analisis sosial, dan dikorelasikan dengan topik-topik terkini yang menjadi topik nasional maupun topik daerah. Komunitas ini dibuat sebagai wadah berpikir kritis bagi masyarakat dan mahasiswa pada khususnya.

Kegiatan diskusi berjalan dengan lancar dan proaktif, dimana para peserta yang didominasi mahasiswa sendiri banyak mengungkapkan kegelisahan, aspirasi dan pertanyaan-pertanyaan mengenai politik di Indonesia khususnya Pemilu 2024, dimana untuk tahun ini sendiri katanya merupakan pesta Demokrasi bagi masyarakat Indonesia.

Diskusi Cepat Tanggap Politik dengan narasumber Muhammad Faqih dan Miftakhul Rohman sendiri membahas mengenai sistem politik yang ada di Indonesia khususnya keresahan terhadap calon pemimpin negera kedepannya dan pernanan generasi milenial kedepannya. Isu-isu yang diangkat dalam diskusi kali ini yaitu mengenai demokrasi dan pemilu 2024.

Sebagai negara yang menganut sistem Demokrasi, isu-isu publik bukan hanya para elite yang berada di pemerintahan yang memiliki peran merumuskan dan juga membahas, namun juga yang berada diluar pemerintahan termasuk para milenial yang harus memiliki andil dalam  memberikan masukan maupun mengkritisi kebijakan publik dan mengukuhkan diri sebagai rakyat yag sama sebagai bentuk demokrasi deliberatif, yang secara politik memiliki posisi dan juga hak yang sama hal ini juga yang dicanangkan Jurgen Habermas dalam bukunya “Ruang Publik”.

Diskusi ini juga membahas mengenai kesadaran politik masyarakat yang masih harus dikembangkan dan diaktualkan, dimana dalam tahun politik ini banyak sekali berita-berita hoax yang disebarkan oleh buzzer-buzzer untuk pemilihan ketiga calon presiden dan juga wakil presiden Indonesia mendatang.

“Kesadaran politik warga negara sendiri menjadi faktor determinan partisipasi politik dalam lingkungan masyarakat” ucap Muhammad Faqih.

Dimana suaka baca sendiri menyoroti dengan melakukan diskusi politik ini bahwa, ukuran dan kadar seseorang dikatakan terlibat dalam partisispasi politik jika memiliki pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajibannya dilingkungan masyarakat dan juga dalam kegiatan politik dinegaranya.

Selain itu kali ini para peserta diskusi yang mayoritas merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menyoroti peranan IMM dalam kegiatan politik. Dimana IMM sendiri sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis islam memiliki tanggung jawab moral sebagai akademisi untuk membuat suasana tenang dan beradab dalam pemilu.

Baca Juga

KKN DESA SALAM, KEC. GEBANG, KAB. PURWOREJO: PENDIDIKAN DAN HUMANISASI DALAM KEGIATAN TADABUR ALAM

Pada diskusi kali ini juga menyoroti pentingnya berpartisipasi pada kegiatan politik secara aktif dengan mencontohkan sikap anggun dan santun. Adanya netralitas dalam kegiatan pemilu tanpa membawa identitas sebuah organisasi atas keberpihakan terhadap salah satu pasangan capres dan cawapres juga menjadi topik pada diskusi kali ini.

Netralitas kader dalam pemilu 2024 ini digarapkan bukan hanya menjadi sekedar teori dan pembahasan tetapi juga diimplementasikan oleh para kader agar pemilu 2024 dapat berjalan tanpa adanya kolusi poltik dalam organisasi yang potensi memecah belah.

Netralitas IMM pada pemilu hari ini merupakan keharusan demi meredam perpecahan yang terjadi pada tubuh IMM dan kader Muhammadiyah yang tentu mereka memiliki hak yang sama dan potensi akan berbeda pilihan untuk pemilu ini, maka intruksi untuk memilih atau mengikuti kegiatan kampanye salah satu paslon yang disampaikan oleh oknum petinggi Muhammadiyah tentu menjadi representasi kesenjangan kader dalam tubuh Muhammadiyah, “ini harus kita luruskan” ucap Miftakhul Rohman.

Pemilu 2024 sendiri sekarang menjadi sebuah ajang untuk menunjukkan peran para generasi milenial yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme, dan menyuarakan isu-isu politik. Partisipasi milenial dapat mempengaruhi arah kebijakan Indonesia kedepannya. Hal ini tetunya akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil dari pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada Februari mendatang.

Red: Lastini (Aktivis Suaka Baca)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here