KABARMUH.ID, Surakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., memberikan amanat dalam Sidang Senat Terbuka untuk merayakan Hari Jadi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang ke-66. Acara ini diselenggarakan di Gedung Edutorium K.H. Ahmad Dahlan pada Kamis, 24 Oktober.

Dalam kesempatan tersebut, Haedar mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap prestasi UMS yang baru-baru ini berhasil masuk dalam peringkat 10 besar di World University Ranking sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS). “Mencapai prestasi ini bukanlah hal yang mudah, dan seharusnya menjadi titik awal untuk terus meningkatkan kualitas, selaras dengan semangat Islam yang selalu berusaha meraih yang terbaik,” ujarnya.

Haedar meyakini bahwa dengan dukungan dari 43 ribu mahasiswa dan potensi yang ada, UMS dapat terus berkembang menjadi pusat keunggulan di tingkat nasional maupun internasional. Ia menekankan bahwa pencapaian akademik tidaklah cukup; institusi perlu memberikan kontribusi strategis bagi umat dan bangsa.

Dalam amanatnya, Haedar menyoroti empat poin penting yang perlu diperhatikan oleh UMS untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, ia menekankan pentingnya karakter yang membedakan UMS dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) lainnya. Karakter ini didasarkan pada nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang menjadi fondasi penting bagi UMS.

“Dalam sejarah Islam, para nabi selalu memiliki karakter yang khas, seperti Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah. Ini merupakan kunci dari Islam sebagai agama yang membangun peradaban. Islam yang berkemajuan melahirkan peradaban yang maju,” jelas Haedar.

Poin kedua yang disampaikan adalah meskipun banyak karya akademik yang telah dihasilkan, penting bagi institusi untuk memberikan kontribusi strategis bagi umat dan bangsa. Ini mencakup pengembangan pemikiran yang konstruktif di berbagai bidang.

Selanjutnya, Haedar menekankan pentingnya pemberdayaan manusia. Ia berharap kampus dapat aktif berkontribusi di berbagai sektor, termasuk lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif, dengan fokus pada skala nasional dan global. “Syarat utamanya adalah menjadi orang yang moderat. Sepintar apa pun, jika berpikir ekstrem, tidak akan diterima oleh banyak orang. Jadi, jaga sikap moderat agar prinsip tetap terjaga,” paparnya.

Poin terakhir yang disampaikan Haedar adalah tanggung jawab Muhammadiyah dalam mendidik masyarakat. Ia mengingatkan bahwa perjalanan Muhammadiyah sebagai bangsa masih panjang, dan tugas utamanya adalah memberikan pendidikan yang cerdas serta pencerahan moral dengan pemikiran yang maju. “Itulah inti dari Islam Berkemajuan,” pungkasnya.

Peresmian RS AR Fachruddin dan Pengembangan Gedung FEB

Acara peringatan Hari Jadi ke-66 UMS juga menjadi momen bersejarah dengan diresmikannya Rumah Sakit UMS yang dinamai AR Fachruddin. Selain itu, dilakukan juga groundbreaking untuk perluasan dan pengembangan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Dalam peresmian ini, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. bersama dengan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Dr. (HC) Jusuf Kalla, serta Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menandatangani prasasti peresmian.

Dalam sambutannya, Drs. Dahlan Rais, M.Hum., yang mewakili Badan Pembina Harian UMS, berharap gedung baru ini akan menjadi tempat yang kokoh, megah, dan nyaman untuk proses pembelajaran. “Semoga perluasan dan pengembangan FEB ini berjalan lancar dan memenuhi kebutuhan pembelajaran,” ujarnya, disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Setelah acara tersebut, Haedar dan senat UMS melakukan peninjauan ke Rumah Sakit AR Fachruddin, yang terletak di Jalan Adi Sucipto, No 167, Surakarta. Rumah sakit ini dirancang sebagai gedung ramah lingkungan dengan lima lantai, menyediakan sekitar 150 tempat tidur. Dengan peresmian ini, UMS semakin menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here