BeritaKaltimPersyarikatan

Fantasy Sedarah Bukan Hiburan! IMM Kaltim di Panggung Harlah NU: Suarakan Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini

KABARMUH.ID, Samarinda – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Timur melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) turut ambil bagian dalam talk show dan diskusi bertema “Fantasy Sedarah: Ketika Rumah Tak Lagi Aman”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh TCR PPA Kaltim sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 yang digelar di GOR Segiri, Samarinda pada 21 Mei 2025.

Dalam talk show tersebut, Ketua Satgas PPKS IMM Kaltim hadir sebagai salah satu narasumber dan menyampaikan pandangan kritis serta edukatif terkait fenomena fantasy sedarah yang belakangan ramai diperbincangkan di ruang publik, khususnya media sosial dan platform hiburan digital. Topik ini dianggap penting karena berpotensi menormalkan perilaku seksual menyimpang yang berkaitan erat dengan relasi kuasa dan kekerasan tersembunyi.

“Isu fantasy sedarah bukan hanya soal moralitas, tetapi berkaitan erat dengan bagaimana kekerasan seksual dibungkus dalam narasi yang dianggap fiksi, padahal memiliki dampak nyata dalam pembentukan persepsi publik, terutama pada generasi muda yang rentan,” tegas Ketua Satgas PPKS IMM Kaltim dalam forum tersebut.

Ia juga menekankan urgensi penanaman pendidikan seksual yang sehat sejak dini. Pendidikan seksual, menurutnya, bukan semata membahas seksualitas, namun juga mencakup pemahaman tubuh, batas pribadi, relasi yang aman, serta kesadaran terhadap berbagai bentuk kekerasan dan pelecehan seksual.

“Kita harus mendorong edukasi secara luas kepada masyarakat tentang apa itu kekerasan seksual, pelecehan, perundungan seksual, serta bagaimana cara mengenali dan melaporkannya. Ini menjadi tanggung jawab bersama, baik lembaga pendidikan, organisasi, maupun komunitas,” lanjutnya.

IMM Kaltim melalui Satgas PPKS hadir untuk menyuarakan pentingnya upaya pencegahan kekerasan seksual, khususnya di lingkungan kampus dan organisasi. Mereka menegaskan bahwa tidak boleh ada ruang bagi pelaku kekerasan seksual, termasuk di dalam lembaga yang justru memiliki tanggung jawab menangani kasus tersebut.

“Jangan sampai orang dan lembaga yang membidangi kasus kekerasan seksual adalah pelakunya,” ujar Ketua Satgas PPKS IMM Kaltim.

Dalam talk show ini, Satgas PPKS IMM Kaltim mengecam keras segala bentuk kekerasan seksual tanpa pandang bulu terhadap pelaku.

“Tak peduli apapun status sosialnya, agamanya, jabatannya dan sebagainya. Karena sampai kapan pun kekerasan seksual tidak akan ada maaf untuk pelaku. Adili dengan seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Lindungi korban dan evaluasi instansi terkait.”

IMM Kaltim juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih kritis terhadap konten menyimpang di media digital yang dapat menurunkan kepekaan publik terhadap kekerasan seksual. Literasi digital yang kritis dianggap menjadi kebutuhan mendesak di tengah derasnya arus informasi yang sering kali menormalisasi inses dan eksploitasi seksual dalam berbagai bentuk.

Pada momen peringatan Harlah NU ke-102 ini, IMM Kaltim menyambut baik kolaborasi antarorganisasi Islam sebagai bagian dari sinergi dakwah kultural untuk membangun masyarakat yang berperadaban. IMM memandang bahwa perlindungan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan dari kekerasan seksual adalah bagian dari misi luhur Islam dalam menjaga marwah kemanusiaan.

Acara talk show ini mendapat sambutan antusias dari berbagai kalangan, termasuk para pelaku UMKM yang turut hadir sebagai sponsor kegiatan. Diskusi berlangsung hangat dan reflektif, membuka ruang kesadaran kolektif tentang pentingnya edukasi dan advokasi terhadap isu-isu seksual yang selama ini kerap dianggap tabu namun nyata dan serius.

IMM Kaltim berharap keikutsertaan mereka dalam forum ini dapat memperkuat jejaring solidaritas serta memperluas kemitraan dengan lembaga dan instansi terkait, guna menciptakan ruang dan rumah yang aman, inklusif, dan sehat—baik secara sosial maupun spiritual—bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin.

Kontributor: Siti Hardianti
Editor: Najih

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button