KABARMUH.ID, Yogyakarta – Dinas Kesehatan DIY, melalui program Kampus Bebas TBC, mencanangkan pelatihan kader dengan nama Kader “Satriya,” singkatan dari Siaga Tanggap TBC di Yogyakarta, dengan tagline “Mentes” (Menuju Eliminasi Tuberkulosis). Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Dinas Kesehatan DIY, Yayasan Siklus Indonesia, dan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

Pada hari Jumat, 2 Agustus 2024, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar acara pelatihan kader pencegahan TBC yang berlangsung di Gedung A SW Lantai 3.15. Pelatihan ini diikuti oleh 32 mahasiswa yang merupakan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan berbagai organisasi mahasiswa di lingkungan UNISA Yogyakarta.

Acara dimulai dengan sambutan dan pembukaan oleh Dr. Ismarwati, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA. Dalam sambutannya, Dr. Ismarwati menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mendukung program kesehatan masyarakat. “Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan bekal pengetahuan yang memadai, mereka dapat membantu menyebarluaskan informasi tentang pencegahan TBC dan mendorong deteksi dini,” ujarnya.

Ketua Satgas TB UNISA, Tiwi Sudyasih, M.Kep, menjelaskan pentingnya kegiatan ini dalam upaya pencegahan TBC di kalangan mahasiswa. “Kami berharap pelatihan ini dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi kader pencegahan TBC yang efektif. Keterlibatan aktif mahasiswa sangat penting dalam upaya kita menekan angka penyebaran TBC,” katanya.

Pelatihan ini dipandu oleh Tiwi Sudyasih, M.Kep, dan menghadirkan beberapa narasumber ahli. Apt. Edwin Daru Anggara, M.Sc., MPH dari Dinas Kesehatan DIY, memberikan materi tentang kebijakan dan pengetahuan dasar mengenai TBC. “Kebijakan yang baik harus didukung oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat, termasuk mahasiswa. Peran aktif kalian sangat dibutuhkan dalam implementasi kebijakan ini,” jelas Edwin.

Aziz Ar Rafiq, S.Kep., Ns dari Dinas Kesehatan Sleman, juga memberikan pemaparan mengenai situasi TBC di Kabupaten Sleman. “Data menunjukkan bahwa Sleman masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TBC. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, sangat diperlukan untuk mempercepat eliminasi TBC,” ungkap Aziz.

Selain itu, Risma SKM dari Yayasan Siklus Indonesia menjelaskan peran kader dalam program TBC. “Kader TBC memiliki peran strategis dalam melakukan edukasi, penyuluhan, dan skrining. Mereka menjadi ujung tombak dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran TBC di komunitas,” terang Risma.

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Tim TB Dinas Kesehatan DIY bekerja sama dengan Yayasan Siklus Indonesia dan didukung oleh UNISA Yogyakarta. Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah kegiatan community outreach atau penyuluhan dan skrining TBC oleh mahasiswa. “Kami berharap, setelah pelatihan ini, para kader dapat langsung terjun ke lapangan dan melakukan penyuluhan serta skrining TBC di komunitas masing-masing,” tutup Tiwi Sudyasih.

Pelatihan kader pencegahan TBC ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dan penanganan TBC, khususnya di lingkungan kampus dan masyarakat sekitar. Keterlibatan aktif mahasiswa sebagai kader “Satriya” diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan deteksi dini TBC, sehingga dapat menekan angka penyebaran penyakit ini di Yogyakarta. (Edwin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here