| Oleh : Fuad |
Balikpapan – Satu jam beristirahat, kunyalakan kembali hp dan mengirim pesan WA kepada Hakiem. “Jam piro mangkat,” tulisku menggunakan bahasa jawa. “Ayo ke rumah sudah. Jemputan sudah dekat,” jawabnya. Aku pun bersiap dan berjalan kaki ke rumah Hakiem yang menjadi titik kumpul perjalanan kali ini.
Jemputan tiba 10 menit kemudian. Kali ini kami menggunakan mobil innova yang berisi empat orang. Selain itu masih ada rombongan dari Samarinda dan Kukar yang bakal bertemu di lokasi khitanan. Total ada 4 mobil yang berangkat dengan jumlah rombongan sebanyak 20 orang. “Ayo ketemu sambil sarapan di kilo 38. Kami sudah keluar tol,” tulis Komandan Kokam Kaltim, Tamam Habibi, lewat chat WA.
“Siap ndan,” jawab Solihin, bendahara khitanan yang semobil denganku. Kami singgah sejenak mengisi BBM di km 28 Samboja, Kukar. Disini sudah ada Rahiman, KSO Kokam Kaltim, yang berangkat menggunakan motor bersama seorang teman lainnya. “Nanti kami singgah di warung Santi. Buhan pian singgahi ja ndan Tamam,” ucap pria asal Kota Baru, Kalsel ini.
Usai mengisi BBM, mobil kembali melaju ke titik lokasi pertemuan dengan rombongan Samarinda di Km 38. Lokasinya berada di sebuah warung makan. Ada 4 orang yang bergabung dari kota tepian menuju lokasi acara. “Lauk belutnya enak coba aja,” ujar mas Adi saat menawarkan sarapan kepada kami. Tiga orang yang semobil denganku pun memesan makanan kepada pemilik warung. Aku memilih minum teh hangat karena sudah sarapan saat di rumah.
Sekitar pukul 08.30, kami menyudahi sarapan dan mulai menyusuri jalan menuju tempat kegiatan. Perkiraan waktu tempuh ke lokasi sekitar 2 jam. Karena jalan aspal mulus hanya sampai ke Sepaku. Sisanya diselingi lubang kecil hingga besar yang menganga hampir secara merata. Mas Solihin yang berada di kursi sopir melaju lebih dahulu diikuti mobil rombongan dari Samarinda.
Satu jam perjalanan kami berada di sebuah simpang empat tanpa ada tulisan penunjuk jalan. Mas Solihin memilih berbelok ke kiri karena mengira arahnya sudah benar. “Eh kayaknya bukan ini jalannya. Seingatku bukan ini,” ujar mas Khairil yang duduk di samping sopir. Kami pun memutuskan bertanya ke seorang bapak yang sedang bekerja di tepi jalan. Ternyata jalur ini menuju dermaga kayu dan bukan lokasi yang kami tuju.
“Kembali saja ke jalur awal. Sekitar 12 kilo lagi nanti ada tulisan ITCI,” kata bapak itu. “Disesatkan mobil depan,” komentar Tamam ke grup WA BPO Kokam. “Ngopinya kurang jauh,” balas Faoji yang sudah berada di lokasi acara. Kedua mobil kembali berbalik arah menuju jalan yang benar. Sampai di simpang empat berikutnya memang tercantum penunjuk arah menuju ITCI Kenangan. “Tuh kan ini jalannya,” kata Khairil lagi.
Kontur jalan pun berubah. Tidak ada aspal sama sekali. Semua berganti batu hasil pengerasan jalan yang harus kami nikmati hingga sampai ke lokasi. Sekitar 30 menit sampailah ke masjid al Muhajirin yang menjadi tempat acara. “Ini sudah yang ditunggu orang-orang,” kata Iwan. Karena memang mobil yang kutumpangi berisi spanduk dan juga sarung bagi para peserta khitanan massal.
Kami bergerak memasang dua spanduk yang akan menjadi bahan laporan kepada donatur. Seperti Lazismu dan Baznas Kaltim yang sudah menitipkan anggaran kepada Kokam. Para peserta yang tersisa diminta berfoto di depan backdrop bertuliskan “Alhamdulillah Saya Sudah Khitan” lengkap dengan logo para donatur.
Kali ini saya juga kembali jadi model menggunakan rompi Baznas Kaltim yang menjadi mitra kerja Kokam dalam kegiatan sosial ke berbagai wilayah. “Baznas selalu hadir,” tulis Iwan, saat memposting salah satu fotoku ke grup WA. Memang lembaga zakat plat merah ini sudah mengiringi kegiatan kami sejak recovery pasca bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, pada Januari 2021 lalu.
Peserta mulai berangsur sepi. Iwan Sulistia yang menjadi ketua rombongan mengingatkan acara berakhir usai zuhur dan panitia bisa segera bersiap untuk pulang. Sebelumnya dia juga memintaku menjadi perwakilan penyerahan uang honor khitanan bagi tenaga medis yang bertugas. Maklum dokumentasi kegiatan harus lengkap sebelum berkas laporan diserahkan kepada donatur. (bersambung)