| Oleh : Fuad |
Balikpapan – “Ayo kita foto bareng. Mumpung formasi lengkap,” ujar Rahiman. Khitanan kali ini memang terasa berbeda. Hampir seluruh anggota BPO Kokam Kaltim bisa hadir. “Ini tempat terakhir pelaksanaan khitanan khusus untuk wilayah pedalaman,” kata Iwan sambil menyerahkan laporan panitia kepada KSO Kokam Kaltim. Dimana tahun ini ada tiga tempat sasaran kegiatan. Yaitu di Sebulu Kabupaten Kukar, Bongan Kabupaten Kutai Barat dan Nenang Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Jumlah peserta hari ini sebanyak 26 orang. Pekan lalu di Nenang kita ada 21 peserta. Jadi total peserta kita untuk di Kabupaten PPU mencapai 47 orang,” ujarnya lagi. Tahun ini, lanjut Iwan, pihaknya menargetkan total 300 peserta. Namun tetap menyesuaikan animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya. Dimana dari data Kokam Kaltim tercatat ada 50 peserta dari Kukar, 25 dari Kubar dan 47 dari PPU. Sehingga total peserta yang mengikuti program khitanan ini mencapai 122 orang.
“Target kami ada 300 peserta dari khitanan tahun ini. Jumlah peserta yang ikut tercatat 122 orang. Titik lokasinya berada di empat tempat. Itu berada di kecamatan Sebulu, Bongan, Penajam dan Sepaku,” jelasnya. Sebenarnya masih ada beberapa daerah yang menjadi lokasi sasaran khitanan keliling ini. Namun keterbatasan waktu membuat kami memundurkan jadwal pelaksanaannya ke dalam program di tahun 2022.
Acara pun berakhir. Adzan zuhur berkumandang di masjid al Muhajirin. Kami beranjak ke tempat wudhu untuk menunaikan sholat berjamaah. Usai sholat, Luqman Hakim, anggota BPO Kokam yang menjadi penanggung jawab acara meminta rombongan menyempatkan diri berpamitan kepada pengurus masjid. Semua panitia bersalaman dan berfoto bersama di tengah masjid yang menjadi pusat dakwah PT ITCI sejak lama.
“Nah ini saat makan durian,” ujar cak Nono dari Sebulu, Kukar. Dia membawakan sekarung durian titipan Didik Maryanto salah seorang anggota Kokam yang berdomisili di Sepaku. Rombongan pun mengerubuti durian yang sudah dibuka. “Ini (yang difoto) penuh. Yang diturunkan cuma seperempat karung. Kecil-kecil lagi,” komentar Tamam di grup WA. Memang dari foto durian yang dikirim cak Nono dalam grup terlihat duriannya seperti sekarung penuh.
“Berarti ada oknum,” timpal Iwan. “Wah ulun kada tahu itu. Karena namanya operasi ya begitu. Mungkin ada yang hilang seperti operasi mawar 98,” timpal Didik lagi. Tapi durian yang ada tetap saja habis disantap. Meski ada beberapa buah durian yang sudah busuk dan tidak layak dimakan. Inilah salah satu khasnya kebersamaan dalam Kokam Kaltim.
Usai makan durian kami pun kembali naik mobil masing-masing. Masih ada 3 jam perjalanan sebelum tiba di Balikpapan. Tapi durasinya tidak sepanjang saat menuju Kutai Barat beberapa waktu lalu. Lubang menganga di jalan raya kembali jadi sajian di perjalanan. Sesekali berpapasan dengan kendaraan berat yang melintas di jalur poros Kaltim ini.
“Kita makan di Sepaku ya bro Kokam,” ajak Khairil dalam grup WA. Ajakan ini diiyakan seluruh rombongan yang terdiri dari empat mobil. Masuk ke Kecamatan Sepaku kami singgah makan di sebuah warung. Warung ini milik orang tua salah satu alumni pesantren al Mujahidin. Otomatis dia juga murid dari Solihin dan Rahiman yang masih mengabdi sebagai guru di salah satu amal usaha milik Muhammadiyah tersebut.
Usai makan kami berpamitan dengan pemilik warung dan rombongan lainnya. Masing-masing mulai mengaspal menuju tempat asal. Sebelumnya satu mobil berisi rombongan dari Penajam sudah memisahkan diri sejak usai acara karena jalur yang ditempuh memang berbeda.
“Nanti kita siapkan lagi program apa yang mau digarap. Kita bawa sekalian penyerahan laporan ke Baznas Kaltim,” ujar Rahiman yang juga sebagai KSO Kokam Kaltim. Mengingat program yang kami jalankan langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai tanggap bencana reaksi cepat, dapur umum dan layanan medis hingga SAR. Bahkan ada program recovery pasca bencana berupa program hunian tetap, psikososial dan penugasan mubaligh.
Sementara Sekretaris Kokam Kaltim, Iwan Sulistia memastikan program di 2022 bakal terus berlanjut sebagai upaya meringankan beban masyarakat di masa pandemi. Mengingat kondisi ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Bahkan ada yang sampai terkena PHK sejak pembatasan berlangsung. Apalagi hingga kini belum ada kepastian waktu berakhirnya pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah program khitanan massal di desa pedalaman telah selesai. Kami atas nama BPO Kokam Kaltim memgucapkan banyak terima kasih untuk seluruh anggota dan sponsor yang turut membantu. Semoga dakwah dan amal jariyah kita diterima Allah,” tambahnya lewat pesan WA.
Ok itu saja cerita kami. Intinya lokasi yang dituju cuma bonus dari program yang dijalankan. Jadi jangan lupa bagaimana kembali dengan selamat sampai ke rumah. Proses yang dilalui saat di jalan juga bisa jadi cerita kok. Intinya tetap jaga diri dan keselamatan di saat dalam perjalanan. Teruslah berilmu dan beramal. Salam literasi. Salam inspirasi. Saya melaporkan untuk “Kokam Jelajah”. Salam tangguh. (*/habis)