Balikpapan – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Balikpapan Utara menggelar kajian bulanan di masjid Nurul Hijrah km. 23, Kamis (27/01) malam. Hadir sebagai pembicara pada pengajian kali ini yaitu DR. Rendy Susiswo Ismail, SE.,SH.,MH. yang juga sebagai Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi (Yapenti) Dharma Wirawan Kalimantan Timur, Universitas Balikpapan. Sekitar 80-an jamaah hadir dalam kegiatan rutin sebulan sekali tersebut.

Dalam pemaparannya, Rendy mengatakan pentingnya setiap manusia memahami tugasnya selama hidup. Terutama memahami tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mengingat banyak kajian di kalangan kaum muslimin masih terbatas pada persoalan ibadah. Namun belum menyentuh bagaimana dampak ibadah itu bagi pribadi maupun masyarakat muslim sendiri.

“Populasi orang Islam ini kan banyak. Tapi ternyata banyak juga persoalan di antara kita. Ini harus kita sadari apa yang jadi persoalan intinya itu apa. Contohnya di Balikpapan ada orang yang dianggap kyai tapi kemudian melakukan tindakan asusila,” ujarnya di hadapan jamaah masjid.

Ada persoalan mendasar, lanjut Rendy, yang terjadi pada umat muslim saat ini. Pertama, secara umum kebanyakan umat muslim mengenal Allah dengan baik. Namun di sisi lain, ada problem konsistensi di kalangan internal islam sendiri terhadap pengamalan ayat dan hadist yang sudah dipelajari. Sebab islam itu mewajibkan pemeluknya memadukan ilmu dan amal.

“Ini yang dahulu dibawa KH. Ahmad Dahlan sejak tahun 1912. Bahwa Islam bukan hanya sekedar paham ayat Qur’an dan hadist. Tapi bagaimana implementasinya di lapangan. Jangan sampai ada orang muslim tapi membiarkan saudaranya sakit atau tidak memberi bantuan yang kesusahan,” tuturnya lagi.

Menurut Rendy, seluruh kader Muhammadiyah sebagai anak ideologis dari KH. Ahmad Dahlan dalam hal ini harus mengemban fungsi sosial sebagai muslim. Sehingga dari individu-individu inilah akan menghasilkan masyarakat yang bukan hanya saleh secara pribadi. Tapi juga saleh secara sosial. Dimana semua orang di dalam atau di luar islam bisa merasakan konsep rahmatan lil ‘alamin.

“Ukhuwah kita hari ini tergerus. Banyak yang meneriakkan organisasinya, kelompoknya atau ashobiyahnya.  Padahal dia juga muslim. Kalau semua diam dalam kondisi ini maka dampaknya mengenai kita semua. Ini harus jadi koreksi dalam diri kita,” jelasnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua PCM Balikpapan Utara, Solihin mengakui masih lemahnya persatuan di kalangan umat Islam sendiri. Apalagi faktanya, meski populasi muslim yang mencapai 90% di Indonesia masih kalah dari sisi politik. Partai-partai bercorak Islam yang muncul pasca reformasi 1998 justru menambah perpecahan di kalangan internal muslim.

“Makanya kita ini perlu mengaji. Menghidupkan kajian mulai kader dan simpatisan Muhammadiyah. Ini bukan hanya pengajian tapi juga merajut silaturahmi. Semoga pengajian ini bisa memberi petunjuk pada kita dan muslim semua agar hidup ukhuwah kita semakin kuat,” tambahnya. (*/man)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here