Oleh: Muhammad Iqbal
Kader IMM Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS

Pada zaman jahiliyah tepatnya pada bulan sya’ban, masyarakat arab berusaha untuk membentuk kelompok kelompok kecil yang akan disebarkan ke tempat padang pasir untuk mencari air sebagai bekal mereka untuk menghadapi bulan yang sangat panas yaitu bulan ke sembilan ditahun hijriyah. Pada bulan itu akan  berpotensi sumur sumur air akan mengering dan aktivitas akan terbatas.

Bulan kesembilan itu orang-orang menyebutnya dengan kata ramadho yang berarti panas, terik, membakar.  Jika maknanya dibentuk menjadi superlatif maka ditambah Alif dan nun diakhirnya maka akan menjadi Ramadhan, yang berarti masa atau waktu yang sangat terik, panas, membakar. Setelah mereka mencari sumber sumber air kemudian mereka mengumpulkan disuatu tempat, orang orang menyebutnya sebagai penampung air.

Bulan Sya’ban: Penanaman Nilai-Nilai Spiritual

Dalam Islam, nama-nama bulan hijriyah dari bulan Muharram sampai bulan Dzulhijjah sangat dipertahankan. Menariknya pada bulan sya’ban sampai bulan ramadhan ada pelebaran makna yang dulunya dimaknai sebagai suasana, keadaan, iklim yang panas, membakar kemudian diubah kedalam nilai-nilai syariah dan pendidikan sepritual.

Orang yang ingin meningkatkan amalnya membangun ketaatannya, ibadahnya, shadaqohnya maka Ramadhan akan memberikan panas, terik yang akan membakar dosa dosa dan kesalahan kesalahan dalam dirinya sehingga akan berdampak pada amalan amalan yang akan diterima oleh Allah SWT dan juga akan berdampak pada khusnul khatimah Ketika meninggal dunia . Untuk menunjang hal tersebut agar kita bisa hasil yang istimewa dan mendapat gelar ketakwaan yang telah disebutkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Wahai orang orang yang beriman telah kami wajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana yang telah kami wajibkan atas orang orang sebelum kamu Agar kamu bertakwa”

Ketakwaan, gelar yang sangat istimewa, yang Allah swt janjikan kepada orang orang yang mampu memberikan kontribusi istimewa terhadap dirinya sendiri pada bulan ramdhan. Untuk mendapat hal tersebut, perlu adanya persiapan yang sangat matang dibulan sebelumnya yaitu pada bulan Sya’ban.

Adi Hidayat: Keistimewaan Bulan Sya’ban

Sya’ban dalam Bahasa  arab diartikan sebagai jalan diatas gunung. Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Salah satu bentuk pengistimewaan Allah terhadap bulan ini adalah diangkatnya amal Sholeh, adanya malam nisfu sya’ban, turunnya ayat yang memerintahkan kita untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad,  dan menjadi salah satu pintu untuk menuju bulan yang agung yaitu bulan Ramadhan.

Sebuah perumpamaan, “air yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT ke bumi yang dengan hal itu dapat menghidupkan kembali  tanaman tanaman, pohon pohon, buah buahan, dan memberi sumber kehidupan bagi makhluk makhluk bumi. Begitu juga dengan Wahyu, diibaratkan sebagai air, yang menjadi risalah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad kemudian risalah tersebut disampaikan kepada umat umatnya maka dengan hal itu akan menghidupkan kembali hati hati yang kering, hati hati yang jauh dengan Tuhannya, jauh dari petunjuk Nabinya, ketidaktentraman dan berbagi penyakit hati lainnya ” ujar ustad Adi Hidayat dalam salah satu kajian online.

Kemudian beliau melanjutkan “kita mengkaji kembali tentang bagaimana kesiapan Baginda kita Muhammad Saw pada bulan sya’ban sebelum menghadapi bulan Ramadhan, dari kebiasaan Beliau pada bulan sya’ban yaitu selalu memperbanyak puasa bahkan dalam suatu riwayat menerangkan beliau berpuasa pada bulan sya’ban hampir sebulan penuh”

Bulan Sya’ban: Latihan Mempersiapkan Ramadhan

Persiapan yang sangat sangat luar biasa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw kepada umatnya untuk meraih kesempurnaan puasa pada bulan Ramadhan. Sya’ban selain diistimewakan Allah SWT, kebanyakan dari manusia itu lupa terhadap peran bulan tersebut, seperti yang diutarakan oleh syeikh Ibnu Rajab Al Hambali:

“Sesungguhnya puasa Sunnah dibulan sya’ban adalah sebagai latihan untuk puasa Ramadhan agar seseorang nantinya tidak kesusahan atau keberatan dalam menjalankan puasa ramadhan bahkan sebaliknya ia menjadi terbiasa dan ternuansa oleh puasa”

Maka dari itu, penulis mengajak kepada para pembaca untuk memulai, memperbanyak dan meningkatkan kualitas puasa kita pada bulan sya’ban ini untuk menunjang kesempurnaan puasa pada bulan Ramadhan seperti yang terkutip dalam pepatah “persiapan adalah awal dari kesempurnaan”. Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here