KABARMUH.ID, Surakarta – Agenda Ngopi Bang (Ngobrol Tipis Bareng Litbang) ke-5 yang diselenggarakan oleh Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menarik perhatian para kader dan mahasiswa dengan tema “Pandu dan Prestasi”. Agenda yang dilaksanakan pada Kamis, 5 Desember 2024, ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai hubungan antara nilai-nilai kepanduan dan pencapaian prestasi dalam kehidupan seorang pandu.
Dalam pembukaan diskusi, Rakanda Kilau Aurum, sebagai pemantik materi, menjelaskan tentang asal-usul dan filosofi dari kata “pandu”. Pandu yang berasal dari bahasa Sansekerta memiliki makna memandu, memimpin, dan menuntun. Awalnya, pandu digunakan untuk abdi negara, namun seiring perkembangan waktu, pandu berkembang menjadi suatu bentuk pendidikan karakter di Indonesia melalui berbagai organisasi, seperti Pramuka, Pandu Ansor, dan Hizbul Wathan (HW). Di antara organisasi-organisasi pandu ini, Pramuka merupakan yang terbesar, karena berada di bawah naungan kementerian dan pemerintahan.
Pada kesempatan tersebut, Rakanda Kilau juga mengulas tentang perbedaan antara Pandu Hizbul Wathan (HW) dengan pandu lainnya, khususnya Pramuka. “Dasar dari Hizbul Wathan adalah Al-Qur’an dan Sunah, sementara Pramuka berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Ini adalah perbedaan mendasar yang membedakan filosofi kami dengan organisasi pandu lainnya,” jelasnya.
Selanjutnya, pembahasan beralih kepada makna prestasi. Rakanda Kilau menegaskan bahwa prestasi bukan hanya tentang piala atau penghargaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prestasi adalah hasil usaha yang dicapai dari apa yang diusahakan. Namun, ia menambahkan, prestasi sejatinya adalah pengakuan yang membuat seseorang merasa cukup dan dihargai. “Banyak orang berpikir prestasi hanya sebatas kejuaraan atau perlombaan, padahal prestasi itu bisa berupa pengakuan terhadap diri sendiri dan pencapaian yang bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.
Prestasi yang telah dicapai oleh Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman UMS dalam dekade terakhir menjadi bukti konkret dari definisi prestasi tersebut. Beberapa pencapaian yang telah diraih antara lain Muktamar Bersih 2023, menjadi UKM dengan dana kaget terbanyak di kampus, sukses menyelenggarakan GLADIAN Penuntun, menjadi tuan rumah Sekolah Konservasi Nasional ke-3 pada 2023, serta berpartisipasi dalam program Beach Clean Up 2024 yang berfokus pada isu lingkungan. Meski tidak berupa piala atau sertifikat, pencapaian-pencapaian ini memiliki nilai tinggi dalam hal kontribusi dan pengaruhnya.
Selain itu, Rakanda Kilau juga menekankan pentingnya branding dalam setiap kegiatan organisasi. Ia mencontohkan keberhasilan Pandawara yang viral karena pengelolaan branding yang luas dan efektif. “HW UMS pernah mengadakan kegiatan Beach Clean Up yang kurang dikenal masyarakat luas karena kurang optimal dalam branding. Namun di kalangan kampus, kegiatan ini berhasil mendapatkan respons positif dan cukup efektif dalam berkolaborasi dengan akun media sosial UMS,” jelasnya.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan bahwa branding bukan hanya sekadar tentang membuat nama menjadi terkenal, tetapi tentang niat yang mendasarinya. “Apakah branding itu untuk diri sendiri atau untuk memicu kesadaran orang lain? Ini menjadi pertanyaan penting dalam membangun citra organisasi. Jika dalam personal branding bisa jadi terlihat sombong, namun dalam konteks organisasi, hal itu bisa menjadi langkah untuk memperkenalkan kontribusi yang kita lakukan,” tambahnya.
Melalui agenda ini, Hizbul Wathan UMS menargetkan pencapaian yang lebih besar dalam tiga tahun mendatang, seperti Summit Luar Negeri, Kegiatan Nasional, Clean Movement, Jambore Pandu Dunia, dan PPK Abdidaya. Rakanda Kilau menegaskan, “Target prestasi HW UMS bukan lagi piala atau sertifikat, tetapi bagaimana kita dapat bermanfaat, dikenal, dan diakui. Bahkan, jika tidak diakui, kita akan terus mengakui pencapaian itu sebagai bagian dari perkembangan diri dan organisasi.”
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna pandu dan prestasi, para kader Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diharapkan dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat, tidak hanya di tingkat kampus tetapi juga dalam skala nasional dan internasional.