KABARMUHID, Paser – Untuk menghimpun para kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Paser, Pimpinan Daerah (PD) IPM Paser rutin mengadakan pengajian bulanan secara daring.

Tidak hanya untuk kajian, Nurul Sri Wahyuni, Ketua Umum PD IPM Paser menambahkan bahwa hal ini pun sebagai tempat silaturahmi virtual bagi kader-kader IPM Paser terlebih juga untuk wilayah Kalimantan Timur (kaltim). Walaupun dengan virtual pun tidak menghalangi untuk selalu belajar bersama.

“Harapan saya, dengan kajian sebulan sekali ini. Semoga dapat membantu teman-teman untuk selalu belajar, tidak ada halangan bagi kita semua untuk selalu belajar walaupun hanya bisa bertatap muka lewat layar hp. Semoga bisa membantu para pelajar mencari jati dirinya lewat kajian yang kita buat selalu.” jelas Nurul Sri Wahyuni.

Kajian tersebut berlangsung pada hari Ahad, 27 Agustus 2023 dengan mengusung tema “Islam dan Kemanusiaan” dengan menghadirkan Narasumber Ustadz Badrani Abbas Al-Fajri yang mana sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Kaltim Bidang Advokasi.

Kajian online ini diikuti oleh kader-kader IPM Paser khususnya, dan Kaltim secara umumnya. Bahkan kajian kali ini dihadiri juga dari luar kaltim, seperti mahasiswa berasal dari Pendidikan Ulama Tarjih UM Makasaar, UM Malang dan UM Surakarta. Kajian dimulai malam hari pukul 20.00 WITA dan dimoderatori oleh Ipmawan Muhammad Haikal dari PD IPM Paser.

Ustadz Abbas menjelaskan bagaimana islam memandang dan menghargai kemanusiaan serta bagaimana pelajar dapat berkontribusi dalam membantu sesama.

“Islam dan kemanusiaan adalah satu nafas karena islam itu rahmatan lil alamin, kita sesama manusia harus saling menghormati satu sama lain, tidak ada alasan untuk tidak menghormati orang lain.” ungkap Ustadz Abbas.

Sebelum kajian ditutup diadakan sesi tanya jawab. Aila, kader IPM Paser berasal dari SMP Muhammadiyah Tanah Grogot menanyakan perihal bagaimana cara agar pemuda sekarang tidak masuk dalam golongan bermental stroberi. Ustadz Abbas menjawab dengan padat dan jelas, yaitu harus mendekatkan diri kepada Allah, terus melakukan kegiatan-kegiatan positif secara produktif dan sering-sering melatih mental.

Sahlan, mahasiswa yang berasal dari UM Makassar menanyakan tentang bagaimana jika perempuan menjadi pemimpin. Ustadz Abbas menjawab dengan tegas bahwa itu tak masalah selama memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang dipimpinnya.

“Jadi bukan siapa pemimpinnya, tapi bagaimana cara ia membawa kepemimpinannya.” jelas Ustadz Abbas.

Dokumentasi Pengajian Rutin Bulanan PD IPM Paser. (27/08/2023)

Kajian pun di akhiri dengan sesi foto bersama. Diharapkan kajian-kajian online ini dapat terus berlangsung dan juga sebagai alternatif untuk silaturahmi.

Ustadz Abbas berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk membersamai kader-kader IPM Kaltim khususnya Paser, kajian pun diakhiri oleh moderator.

(Najih)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here