KABARMUH.COM – Jakarta (27/11/2020), Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia ke-X telah sukses digelar. Tema yang diusung ialah “Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, serta UUD NKRI 1945 Secara Murni dan Konsekuen”. Ma’ruf Amin bersyukur acara dapat berjalan dengan harmonis dan lancar.
“Suasananya sangat cair, tidak alot, sehingga alhamdulillah pertemuaan hasilkan keputusan Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan. Hasilnya tidak boleh diganggu gugat.” Ungkap ketua MUI periode sebelumnya itu.
Pengasuh pesantren Miftahus Sunnah Surabaya KH. Miftahul Ahyar didaulat untuk menahkodai MUI Periode 2020-2025 oleh formatur yang beranggotaan 17 orang. Dilansir dari Republika.go.id (27/11/2020) bahwasannya KH. Miftahul Ahyar ini memiliki latar belakang pesantren yang sangat kental. Tercatat selain lahir dan tumbuh di lingkungan pesantren Tahsinul Ahlaq yang diasuh oleh ayahandanya KH. Abdul Ghani. Beliau juga pernah menapakkan kakinya sebagai santri di beberapa pesantren besar seperti Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri dan Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah.
Ulama yang juga menjabat sebagai Rais Aam PBNU ini didampingi oleh seorang intelektual muda Muhammadiyah Amirsyah Tambunan. Selama ini Amirsyah aktif sebagai akademisi. Ia tercatat sebagai dosen di program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Sosok yang mendapatkan pendidikan dari sekolah Muhammadiyah sejak SMP hingga Sarjana Mudanya di UMSU itu, juga mengabdikan dirinya untuk umat melalui keaktifannya di kepengurusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada periode muktamar Muhammadiyah ke-47 lalu, ia diamanahi sebagai Wakil Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PP Muhammadiyah.
Meski berlatar belakang pendidikan dan Ormas yang berbeda, keduanya diketahui sama-sama aktif menyuarakan moderasi Islam di Indonesia. Sebagaimana Ormas NU dan Muhammadiyah yang selama ini mensyiarkan Islam Wasathiyah. Amirsyah yang sebelumnya menjabat sebagai Wasekjen MUI itu menegaskan bahwa tema pengarusutamaan moderasi Islam kali ini sengaja diangkat untuk meluruskan kiblat bangsa melalui Islam Moderat, UUD dan Pancasila. Beliau menambahkan bahwa kedepannya MUI akan berkomitmen untuk tetap mengawal Islam wasathiyah / Islam moderat di Indonesia tercinta.
| Redaksi: M. Andhim | Editor: Imron Alfaruq|