Oleh: Tere Liye, Penulis Novel ‘Teruslah Bodoh, Jangan Pintar’

Silahkan buka website Pemilu 2024 KPU. Kalian buka pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lantas cek di provinsi kalian. Lihat nama-nama yang punya banyak pemilih. Sudah? Silahkan google nama-nama itu, maka nyaris separuh lebih adalah anaknya gubenur/bupati/walikota, istrinya para pejabat/mantan pejabat. Sisanya nama-nama artis dan pengusaha.

Kemudian buka juga pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), juga sama. Nama-nama yang muncul sama! Mayoritas keluarga pejabat, mantan pejabat. Termasuk istri-istri pejabat, anak-anak pejabat yang ehem kalian idolakan, ternyata pelaku dinasti politik juga.

Dengan kualitas rakyat yang rendah, 80 juta lebih hanyalah lulusan SMP, rakyat yang ngences lihat amplop, bansos, BLT, dan lain-lain, wah wah wah, keluarga-keluarga pejabat ini pesta pora. Anak-anak mereka yang baru lulus kuliah, bisa jadi anggota DPD, DPR, DPRD. Tapi kan, tapi kan, yang milih rakyat, biarin saja sih. Memang, yang memilih adalah rakyat. Tapi coba kamu lihat, siapa sih yang dipilih ini?

Apa kualitasnya? Para calon legislatif ini apa kualitasnya? Kebanyakan hanyalah pengangguran dari keluarga pejabat dalam artian sebenarnya. Benar-benar nganggur.

Sedih sekali melihat negeri ini

Kalian mau jadi PNS, kalian disuruh test, TWK, TIU, TKP, lantas kalian harus punya nilai lebih bagus, lebih tinggi agar lulus. Keluarga pejabat ini, artis-artis, apakah mereka melakukan hal yang sama? Tentu tidak! Privilege dong. Bapaknya elit partai, mudah saja memasukkan nama istri, anak-anaknya. Lantas hajar dengan sembako, dan kawan-kawannya. beres deh.

Jadi, kalau kita ini mau adil.
1. Hapus saja test CPNS, buat apa? Jadi anggota DPR/DPD/DPRD juga tidak perlu pakai test? Adil kan?
2. Atau, jika CPNS masih pakai test, saatnya siapapun yang mau nyaleg, nyagub, nyapres, dll, juga di test! Hanya yang lulus test saja yg bisa ada di kertas suara. Biar kualitas para caleg ini lumayan terjamin gitu loh. Berani?

Kadang, saya sungguh sedih melihatnya. Ada teman, lulusan S2/S3 Amerika sana, pulang ke Indonesia, dia harus ‘Siap, Pak!’ ‘Beres, Pak!’ dari pejabat-pejabat yang hanya modal nepotisme. Kamu tuh, berlelah-lelah lulus cumlaude, capek-capek kuliah di kampus-kampus top, hanya untuk jadi bawahannya orang-orang yang IPK cuma 2,2, lulusan kampus tidak jelas, atau cuma vokasi/D3, yang keterima di kampus lewat orang dalam pula!.

Sumber: Instagram Tere Liye

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here