BeritaFeaturedJateng

Bersama WNI di Negeri Gajah Putih: Dosen FKIP UMS Perkuat Ketangguhan Diaspora Hadapi Bencana

KABARMUH.ID, Surakarta – Ketika bumi Thailand berguncang hebat pada 28 Maret 2025, ketakutan tak hanya menyelimuti warga lokal, tetapi juga ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengadu nasib di Negeri Gajah Putih tersebut.

Berangkat dari keprihatinan itulah, sekelompok dosen dari Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UMS hadir membawa misi kemanusiaan untuk menguatkan resiliensi diaspora Indonesia dalam menghadapi bencana.

Akademisi UMS ini menggunakan skema pengabdian kepada masyarakat berbasis kemitraan internasional. Mereka menggandeng langsung komunitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Thailand dalam sebuah rangkaian kegiatan pelatihan dan pemberdayaan kebencanaan.

“Bencana tidak mengenal kewarganegaraan. Tapi kesiapsiagaan harus dimiliki setiap individu, di mana pun mereka berada, dan WNI di luar negeri tidak boleh dilupakan,” ujar Ratih Puspita Dewi, S.Pd., M.Pd selaku koordinator program pengabdian ini, Sabtu (31/5).

Program ini dirancang menyeluruh mulai dari edukasi mitigasi gempa dan banjir, hingga pelatihan evakuasi mandiri. Dalam sesi khusus, peserta juga dibekali pengetahuan tentang risiko cuaca ekstrem dan polusi udara yang kerap melanda kota-kota besar di Thailand. Bekerja sama dengan komunitas diaspora Indonesia, kegiatan ini berhasil menjangkau lebih dari 20 WNI dari berbagai latar belakang pekerjaan mulai dari pekerja sektor jasa, pabrik, hingga pelajar.

“Selama ini kami hanya bisa pasrah kalau ada bencana. Tapi sekarang kami punya bekal pengetahuan dan rasa percaya diri untuk bertindak,” Alfian, seorang TKI asal Bandung yang telah bekerja di Thailand selama tiga tahun.
Lebih dari sekadar program edukasi, pengabdian ini menjadi jembatan solidaritas antara tanah air dan anak bangsa di perantauan. Dalam setiap sesi pelatihan, tersirat harapan bahwa kehadiran negara bukan hanya dalam bentuk perlindungan hukum, tapi juga penguatan kapasitas kemanusiaan.

“Ini bukan sekadar pengabdian. Ini adalah panggilan untuk merangkul saudara-saudara kita di luar negeri agar siap menghadapi tantangan zaman, termasuk bencana yang semakin tak terduga,” tambah Siti Hadiyati Nur Hafida, S.Pd., M.Sc., Ph.D.

Kegiatan yang digelar pada Minggu (20/5) itu menjadi tonggak penting dalam upaya internasionalisasi peran perguruan tinggi Indonesia, serta model praktik baik kolaborasi lintas negara dalam membangun masyarakat tangguh bencana.

Para penyelenggara berharap, program serupa dapat direplikasi di negara-negara lain yang juga menjadi tujuan utama pekerja migran Indonesia. Karena bagi mereka, menjaga nyawa dan masa depan sesama anak bangsa tak mengenal batas geografis.

Red : Fika (Humas) | Ed : ARM

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button