Belakangan ini diketahui seorang influencer muda memberikan pernyataan yang cukup kontroversial di tengah masyarakat Indonesia. Dirinya menyebutkan bahwa tidak memiliki anak adalah anti-aging terbaik atau resep awet muda versinya,

“Not having kids is indeed natural anti-aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox,” tulisnya ketika membalas salah satu komentar postingan instagram pribadinya.

Namun, tidak berhenti di situ saja, perempuan yang saat ini tinggal di Jerman tersebut dengan tegas memberikan pernyataan bahwa baginya memiliki anak adalah beban, “Kamu nggak berhak dapat sisi G*** baik. Kalau kamu sampah, aku bakal mengikuti seperti kamu. Seolah anak itu membawa beban gitu ya jadinya buat mereka? Iya buat gua beban. Buat elo kan bukan, anugerah. Buat gua beban. Ya makanya gua gak gamau dan there’s nothing wrong with it,” ungkapnya.

Pernyataan tentang childfree tersebut menimbulkan kegeraman dan kekhawatiran masyarakat terhadap pengaruh influencer ini untuk masa yang akan datang, terlebih mayoritas pengikutnya adalah anak-anak muda yang mungkin bisa jadi akan mengikuti ‘pilihan’ influencer tersebut.

CHILDFREE

Istilah childfree telah ada sejak tahun 1970-an dengan dua kondisi. Kondisi yang pertama disebut involuntary childfree (kondisi biologis) di mana seseorang tidak dapat memiliki anak (infertility) disebabkan faktor usia atau kondisi medis. Kondisi yang kedua ialah voluntary childfree (kemauan pribadi).

Menurut salah satu penelitian dari Universitas Gajah Mada, kebanyakan keputusan childfree datangnya dari wanita sebab wanita banyak terlibat dalam hal pengasuhan anak. Bahkan saat ini banyak anak muda yang sudah merencanakan tidak akan memiliki anak. Beberapa faktor seseorang memilih untuk voluntary childfree bermacam-macam yaitu tanggung jawab, trauma masa kecil, ketakutan akan penuaan dan perubahan penampilan serta hal lainnya mampu mendorong seseorang untuk melakukan childfree.

INDONESIA DAN JEPANG PART DUA

Dikabarkan saat ini Jepang mengalami depopulasi di mana tingkat kelahiran rendah dan angka lansia cenderung tinggi. Fenomena ini membuat Jepang kekurangan ahli waris sehingga pada postingan viral baru-baru ini memperlihatkan salah satu daerah di Jepang yang sepi penduduk, dan banyak tempat tinggal yang terlihat tidak berpenghuni.

Banyak masyarakat Jepang yang memilih untuk tidak memiliki anak atau voluntary childfree. Jepang dengan kemajuan negaranya dalam hal pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat ternyata tidak sejalan dengan pertumbuhan penduduk usia muda yang mengalami penurunan drastis. Akibat dari fenomena ini, beberapa rumah yang tidak berpenghuni dibagi-bagikan dan beberapa sekolah ditutup sebab tidak lagi memiliki murid. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus, Jepang pada tahun 2056 diprediksikan mengalami krisis kependudukan usia produktif. Hal itu akan berdampak pada tenaga kerja yang menyusut dan populasi yang menua.

Tentunya Indonesia sebagai negara berkembang masih membutuhkan tenaga kerja muda untuk mempertahankan produktivitas. Memandang dari sudut agama, dengan adanya pernyataan dari influencer tersebut yang notabene seorang muslim, ditambah mayoritas dari masyarakat Indonesia beragama Islam, mungkin saja dirinya akan dijadikan patokan bagi generasi muda muslim untuk menormalisasikan childfree.

Lantas, jika kebanyakan masyarakat memilih untuk melakukan voluntary child, bagaimana kabar negara berkembang ini ke depan? Apakah kelak gambaran depopulasi Jepang saat ini akan dirasakan Indonesia di masa yang akan mendatang? Apakah Indonesia akan menjadi Jepang part dua? Well, kita yang menentukan.

Red : ARM | Ed : ARM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here