BeritaFeaturedJateng

Dosen Muda UMS Dapatkan Hibah Workshop Riset di Tampere University, Finlandia

KABARMUH.ID, Surakarta – Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan hibah workshop riset untuk Journal of Moral Education (JME). Aktivitas yang dilakukan oleh dosen muda ini menjadi dukungan program internasionalisasi UMS yang saat ini memiliki visi untuk menjadi universitas Islam terbaik di dunia.

Dia adalah Obby Taufik Hidayat, S.Pd., M.Pd, seorang dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di UMS. Dia akan mengikuti konferensi dan pelatihan selama 10 hari di Finlandia yaitu 4-14 Agustus 2025 mendatang di Tampere University, Finlandia. Pelatihan ini merupakan pelatihan penulisan artikel jurnal internasional bereputasi Web of Science (WOS) and Scopus.

Sebagai tambahan, Finlandia dalam 8 tahun terakhir menjadi negara paling bahagia di dunia. Namun daya tarik sesungguhnya bagi para wisatawan terletak pada nilai-nilai negara ini yang sangat tinggi yaitu keseimbangan, alam, dan kepuasan hidup sehari-hari.

Journal of Moral Education (JME) merupakan jurnal internasional yang telah terindeks Q1 Scopus dan SSCI Web of Science. Jurnal ini menjadi forum diskusi interdisipliner analisis pendidikan dan pengembangan moral. Jurnal ini mendorong para peneliti untuk mengkaji skema dan topik penelitian berkaitan dengan moral, karakter, budaya, kewarganegaraan, guru, siswa, dan sebagainya.

Obby (35) mengawali dengan mengirimkan proposal hasil disertasinya yang membahas tentang pedagogi inovatif yang relatif baru di Indonesia. Disertasinya sendiri berjudul Service Learning in Higher Indonesia Education Institution for Golden Indonesia 2045.

Disertasinya ini adalah pedagogi yang mendorong atau memberdayakan mahasiswa untuk mengimplementasikan teori dan konsep yang mereka pelajari di bangku kuliah kepada masyarakat. Tetapi tidak berhenti pada memberikan pengabdian kepada masyarakat, tetapi kemudian ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh oleh mahasiswa.

“Terutama kuncinya itu adalah peningkatan pemahaman dan penguasaan materi. Karena sesuatu kalau dipakaikan atau diimplementasikan akan lebih baik dibandingkan hanya mereka membaca ataupun mendengarkan ataupun menulis saja,” kata Obby, Jumat (2/5).

Dia memandang dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Indonesia itu terlaksana kurang efektif. Kegiatan KKN cukup mirip dengan service learning, tetapi pada kegiatan KKN terdapat hal penting yang hilang karena mahasiswa lebih menekankan pada aspek pengabdian masyarakat seperti membuat ikon desa atau kegiatan yang tidak sesuai dengan latar belakangnya.

“Seperti itu. Memang itu positif ya, tapi kalau kita bandingkan dengan service learning, itu kurang begitu berdampak pada peningkatan pemahaman atau penguasaan teoritis mahasiswa,” tekannya.

Menurutnya manfaat pedagogi service learning ini adalah half and half dimana penerima manfaat dari service learning adalah mahasiswa dan masyarakat, sehingga berbeda dengan pengabdian masyarakat yang penerima manfaat utamanya adalah masyarakat.

Obby melakukan penelitiannya dengan studi komparasi terhadap mahasiswa KKN UMS yang melakukan service learning dengan mahasiswa KKN UMS tanpa service learning. Dari penelitiannya, service learning yang diintegrasikan dengan kuliah kerja nyata bisa meningkatkan pemahaman peserta didik atau mahasiswa. Karakter diri mahasiswa juga berkembang dengan bisa merasakan empati dan simpati karena menjadi bagian dari masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga merasa lebih solid dengan teman satu kelompoknya serta merasakan peningkatan kemampuan diri karena telah mengimplementasikan ilmunya.

Obby juga menyampaikan bahwa sebelum terjun ke masyarakat, ada hal yang paling krusial, yaitu pada tahap pra-KKN. Ketika di pra-KKN itu, mahasiswa itu didorong untuk mengidentifikasi mengenali dulu masyarakatnya lalu membuat perencanaan. Selain itu, inefesiensi apabila mahasiswa langsung terjun ke masyarakat.

“Nah dengan service KN ini dia ada structure service experience dari mulai pra (sebelum), during (saat), sampai post (setelah),” ungkap Obby.

Dosen muda UMS itu cukup aktif mengikuti penelitian-penelitian dan mendapatkan hibah dana internasional senilai 25.000 USD atau sekitar 400 juta rupiah. Seperti dari kementerian pendidikan Malaysia, Nippon Foundation, dan Tokyo Foundation yang memberikan hibah riset kepadanya. (Maysali/Humas)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button