Oleh : Andi Rezti Maharani*
Seorang tentara akan lahir dari seorang guru. Seorang insinyur akan lahir dari seorang guru. Seorang dokter bahkan akan lahir dari seorang guru. Apapun profesinya, lahir dari guru dan pula suatu saat akan menjadi guru. Guru bagi istrinya, maupun guru untuk anak-anaknya. Mari kita membahas spesifikasi profesi seorang guru.
Guru merupakan pekerjaan tertua sebelum seluruh profesi hadir. Ketika manusia memiliki ilmu pengetahuan dan mampu berpikir, agar memudahkan manusia lain dalam menjalani hidup, maka ilmu itu akan terus mengalir. Manusia yang memiliki sifat curious atau ingin tahu dan bertahan hidup pun akan belajar. Belajar memahami suatu hal, meskipun datangnya tidak dari ucapan, manusia menjadi makhluk peniru yang ulung. Saat itulah guru digugu dan ditiru.
Ketika agama mulai masuk dan berkembang pada masa kenabian, rasul dan nabi akan mulai menyampaikan kebenaran wahyu kepada umatnya. Terjadi dalam sebuah halaqah di mana terdapat interaksi antar individu dengan kelompok. Kita kenal kegiatan ini dengan belajar-mengajar antar murid dan guru.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, terdapat berbagai macam spesialisasi guru. Guru fikih, guru hadits, guru matematika, dan lainnya. Hal ini juga mendorong berkembangnya metode pembelajaran. Sehingga menuntut para guru untuk memberikan metode yang pas agar muridnya mampu menangkap segala informasi yang diberikan dengan mudah.
Salah satu role model guru adalah KH Ahmad Dahlan. Beliau merupakan guru sederhana yang nama dan ilmunya masih kian terdengar. Perjuangannya dalam membebaskan kebodohan kaum muslimin di Kauman merupakan bentuk perjuangan kemerdekaan. Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kebodohan. Beliau amat menyadari bahwa membangun negeri haruslah dimulai dari fondasinya terlebih dahulu. Pendidikan adalah akar penting dan genting pada masa itu.
Tepat tanggal 25 November 1945 di Kota Surakarta, PGRI didirikan. Tidak lain tidak bukan merupakan partisipasi aktif guru Indonesia dalam mengisi kemerdekaan. Lahirnya PGRI juga merupakan spirit kemanusiaan dan manifestasi akan keinsafan dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang guru.
Ada perkataan dari dua peneliti Michael Fullan dan Kim. Mereka mengatakan bahwa, “The quality of education can not exceed the quality of teachers” and “educational change depends on what teachers do and think,” yang berarti kualitas pendidikan tidak akan mampu mengungguli kualitas para guru dan pendidikan berubah tergantung dari apa yang guru lakukan dan pikirkan.
Dapat kita bayangkan betapa mulianya tugas guru sebagai penentu generasi mendatang. Kualitas guru menjadi sangat penting dan sangat dibutuhkan kehadirannya. Di pundaknya, ada beribu cita-cita anak bangsa. Di tiap peluhnya ada asa dan harap setiap orangtua agar kelak masa depan cerah menunggu anaknya.
Terimakasih untuk setiap guru yang mendedikasikan seluruh hidupnya, semoga rahmat Allah selalu menyertai dan berbuah manis pada akhirnya. Selamat hari guru!
Ed : ARM
*Penulis merupakan alumni pondok pesantren al-Mujahidin, mahasiswi Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta