Oleh : Zakiyul Fuad
Muhammadiyah itu seperti rumah pribadi. Pemiliknya tentu ingin rumah tersebut selalu terawat, nyaman, kokoh, dan indah dipandang. Namun, seiring waktu, selain mendirikan dan merawat, penting juga untuk terus menjaga agar rumah itu tetap aman dan terkendali.
Namun ada juga orang yang memiliki rumah seakan tidak peduli. Sibuk di luar rumah, jarang berada di tempat yang seharusnya ia jaga. Padahal, untuk membangunnya, ia rela bekerja keras, bahkan meminjam uang sana sini. Ironisnya, ia bisa saja tidak sadar jika rumahnya telah dibobol pencuri.
Begitu pula dalam membangun Muhammadiyah, bukan hanya soal fisik atau bangunan yang tampak. Lebih dari itu, yang perlu dijaga adalah semangat dan komitmen untuk merawat dan memelihara nilai-nilai yang ada, agar Muhammadiyah tetap eksis dan berkembang selama hayat di badan. Seperti dua sisi mata uang, membangun dan menjaga itu adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.
Namun, proses ini tidak bisa dijalankan sendirian. Dakwah ini membutuhkan banyak tangan dan hati yang bersinergi. Tidak ada yang namanya ustaz atau pengurus yang bisa mengurusi ribuan umat sendirian. Pengurus Muhammadiyah harus mampu menggandeng berbagai elemen, terutama mereka yang sepaham dan sejalan.
Jangan lupakan bahwa pencuri pun pandai. Mereka bisa mencuri tanpa terdeteksi. Bila apes, mereka bisa saja diberi pelajaran, atau bahkan menjadi viral dan terkenal tanpa perlu berkenalan. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam menjaga Muhammadiyah.
Di dalam Muhammadiyah ada tiga kelompok besar: pertama, pengurus yang menjaga dan memakmurkan organisasi; kedua, mereka yang hanya sekadar mampir dan lewat; dan ketiga, para “pencuri” yang selalu mengintai kesempatan untuk mengambil tanpa izin. Jika beruntung, kelompok ketiga ini bisa meraih apa yang mereka incar. Akhirnya, pemilik yang sah malah menjadi bingung dan terlibat perdebatan.
Namun, alangkah baiknya jika kita bisa membalik keadaan, mencuri hati mereka yang awalnya berada di luar organisasi, dan mengajak mereka untuk kembali ke dalam. Mereka bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari kita, meski mungkin sulit. Namun, mengapa tidak mencoba? Pada akhirnya, itu baru urusan rumah. Lalu, bagaimana jika yang dicuri adalah organisasi besar seperti Muhammadiyah? Bisakah kita mempertahankan dan melindunginya? Itu adalah tantangan yang layak kita hadapi bersama.