| CINTAMU ITU PUSARAN MENYESATKAN | ditulis oleh : Rissa |  

Aku pernah membaca di sosial media bahwa
“Pacaran itu pusaran. Pacaran itu menyesatkan. Dan semua yang terjerumus, akan susah berhenti”
Aku setuju.
Karena aku pernah alami.
dan sekeras hati, aku mencoba berhenti.
sulit memang.
apa perlu bukti?

itu terjadi antar kamu dan aku juga.
saat aku mencoba memutuskan hubungan kita demi ‘jalan yang benar’, kamu mencoba meyakinkan bahwa jalan kita benar. kamu mencoba ‘menggoda’. Dan aku luluh.

kemudian aku sadar lagi, kalau ‘ini salah’. aku mencoba memutuskan lagi, tapi kamu kembali ‘menggoda’ dan aku luluh untuk kesekian kali.

Lalu, aku sadar kembali, kita bergandengan pada ‘jalan yang salah’
apa yang terjadi? Kamu bisa menebak.

ya, seperti itulah kita. kita sama-sama tidak bisa keluar dari ‘pusaran menyesatkan’ ini.
Tapi akhirnya kamu muak sendiri. muak dengan kemunafikan perasaanku. muak dengan caraku ‘ingin berhenti’. Kamu akhiri, dan dengan mudah berpindah.

Sakit rasanya.
Mengingat semua janji.

Padahal, aku menawarkanmu jalan yang baik.

Putus.
Jeda.
Bertemu lagi saat saling siap memulai ibadah jangka panjang.

Tapi sudahlah.
aku mengerti kenapa kamu tidak bisa berhenti dan memilih berpindah. kamu tidak bisa berhenti. karena kamu tidak pernah mencoba untuk berhenti. kamu biarkan ‘salah’ itu mengalir membawamu.
seperti dulu yang kamu katakan. aku adalah pengganti sebelumnya, kemudian yang sekarang adalah penggantiku.

Dan jika terus begitu,
Selamanya kamu membiarkan dirimu sendiri ada pada pusaran itu.
Kamu tidak akan bisa berhenti
TIDAK !

karena kamu membiasakannya.
kamu menjebak diri sendiri.

kamu mencoba menarikku terus.
walaupun sempat berbelok, aku terus mencoba menolak.
ini seperti kemunafikan perasaan. tapi aku benar-benar harus berhenti demi kebaikan.

Kamu pernah bilang
“Kalau bukan dengan cara pacaran, bagaimana bisa orang tahu kalau kamu milik aku?”

Kamu lupa, Allah Maha pembolak-balik hati. Kamu lupa, doa lebih bermakna daripada meyakinkan orang-orang bahwa aku milik kamu.
Jika hanya diminta menunggumu sambil menyicil dosa, maaf, aku bukan orangnya.

maaf lagi, aku gagal mengeluarkanmu dari ‘pusaran menyesatkan’ itu.
karena hatimu menolak.
entah sampai kapan, kamu harus sadar sendiri, yakinkan pada dirimu sendiri kalau itu ‘salah’.

Sampai disini, aku bersyukur pernah ada dalam seteru ini.
Karena akhirnya aku mengerti
Tidak selamanya satu keyakinan
Juga satu pemahaman.


~~Rissa. 2020~~

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here