Olahraga

Leuwidamar dan Semangat Kurban yang Menghidupkan Dakwah Kemanusiaan

Oleh: Dr. Suhardin, M.Pd, Sekretaris LDK PP Muhammadiyah

Hari Raya Iduladha bukan sekadar tentang menyembelih hewan kurban. Ia adalah momentum sakral yang menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan: semangat berbagi, menjangkau yang terpinggirkan, dan menyatukan hati dalam ukhuwah. Di tengah gegap gempita perayaan Iduladha, sebuah kisah menyentuh hadir dari Leuwidamar, Banten—sebuah titik kecil di peta, namun sarat makna besar dalam lanskap dakwah kultural Muhammadiyah.

Leuwidamar: Dakwah yang Menyapa Pelosok

Leuwidamar terletak di wilayah Badui Luar, kawasan yang termasuk dalam kategori daerah 3T—Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Namun, di sanalah kehidupan dakwah komunitas Muhammadiyah menemukan nadinya. Melalui Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Islam hadir bukan dengan suara yang menggema dari podium, melainkan dengan pelukan hangat dan sepotong daging kurban yang mengetuk hati.

Dalam pelaksanaan kurban tahun ini, LDK PP Muhammadiyah menggandeng LazisMu serta para donatur untuk menghadirkan keberkahan. Sebanyak lima ekor kambing dan enam ekor sapi dikurbankan—bukan untuk seremoni, melainkan untuk mereka yang hidup dalam keterbatasan dan sedang bertumbuh dalam pelukan iman sebagai muallaf.

Menurut Ustaz Kasja dari LDK, distribusi kurban dilakukan dengan penuh perhatian dan kehangatan. Bukan hanya daging yang disalurkan, tapi juga kasih sayang dan kepedulian yang menyertainya. Tim LDK—yang terdiri dari Suhardin, Mufid, dan Tomy Hidayat—turun langsung ke lokasi. Mereka bukan datang sebagai tamu atau pemberi bantuan semata, melainkan sebagai sahabat yang hadir, mendengar, dan membersamai.

Inilah dakwah bil hal—dakwah dengan tindakan nyata. Tak perlu banyak ceramah, karena kehadiran mereka sudah berbicara: bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta, bahwa setiap insan berhak merasakan hangatnya persaudaraan, terlepas dari latar belakang budaya dan keyakinan sebelumnya.

Menjembatani Budaya, Merawat Keimanan

Dakwah di Leuwidamar juga menunjukkan bagaimana Muhammadiyah mampu merangkul keberagaman. Di tengah masyarakat Badui Luar yang tengah berproses mengenal dan mengamalkan Islam secara kaffah, pendekatan yang digunakan tidak kaku atau memaksa. Sebaliknya, LDK Muhammadiyah hadir dengan strategi dakwah kultural yang penuh empati—mengajak, bukan menyuruh; mendampingi, bukan menekan.

Pendekatan ini sangat relevan di era modern. Saat banyak relasi sosial terputus oleh teknologi dan kesibukan, dakwah Muhammadiyah justru menunjukkan bahwa hadir secara fisik dan emosional di tengah masyarakat adalah nilai yang tak tergantikan.

Apa yang dilakukan di Leuwidamar bukan sekadar agenda tahunan. Ia adalah contoh konkret dari model dakwah yang kontekstual dan membumi. Dakwah yang menjawab kebutuhan nyata masyarakat, yang membangun kepercayaan lewat interaksi, dan yang menanamkan nilai Islam lewat tindakan, bukan hanya kata-kata.

Kurban yang dilakukan bukan hanya menyembelih hewan, tapi juga memotong jarak sosial. Ia memperpendek jurang antara pusat dan pinggiran, antara mereka yang memiliki dan mereka yang membutuhkan. Ia menjadikan Leuwidamar bukan lagi kawasan terpencil, melainkan bagian tak terpisahkan dari umat ini.

Semangat Kurban, Nafas Panjang Dakwah

Tahun ini, Muhammadiyah kembali membuktikan bahwa dakwah bukan hanya milik mimbar atau ruang kelas. Dakwah bisa berjalan kaki menyusuri jalanan berbatu, menyeberangi lembah, dan tiba di rumah-rumah sederhana di Leuwidamar. Di sana, ia mengetuk hati dengan bahasa paling universal: cinta, perhatian, dan kurban.

Semoga semangat ini tak berhenti di Leuwidamar. Semoga ia menjalar ke penjuru negeri, khususnya wilayah-wilayah 3T yang selama ini jauh dari sorotan. Dan semoga, seperti hewan kurban yang disembelih karena cinta dan ketaatan, kita pun bisa menghadirkan makna sejati dalam setiap tindakan—menghidupkan Islam sebagai rahmat, menumbuhkan dakwah sebagai pelita harapan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button