KABARMUH.ID, Ponorogo – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo mengadakan resepsi Milad Muhammadiyah yang ke 111 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada Ahad 19 November 2023.

Serangkaian acaranya meliputi tausiyah akbar bersama sekretaris umum pimpinan pusat muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed. Selain itu terdapat 5000 nasi pecel gratis, stand jajanan tradisional gratis. hiburan seni reyog taruna suryo SMA Muhipo, launching e-library gensmu, pengukuhan kader digital muhammadiyah, pelantikan kader tapak suci ponorogo, hiburan musik rasuna nada, pembagian doorprize, peletakan batu pertama Surya Mart PDM di Sompil dan peletakan batu pertama pembangunan MIM Prestisius.

Dalam menyampaikan tausiyahnya, Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed menyampaikan tentang teori kebahagiaan. Ciri orang bahagia adalah orang yang bisa tertawa dan menertawakan diri sendiri. Sedekah paling murah adalah tersenyum. Menurut penelitian orang yang banyak tersenyum dia hidupnya lebih panjang.

“Senyummu kepada sudaramu itu sedekah. Sebagai orang beriman harus bergembira dan bahagia. Hendaknya kita mengisi hidup ini dengan kebahagiaan. Yang membuat kita ini senantiasa bisa membahagiakan orang yang lainnya dengan amal kebaikan”, ungkapnya

Termasuk di dalam kehidupan media sosial, seorang muslim yang baik adalah yang menjadikan akhlak mulia sebagai keadaban publik.

“Dalam bersosial media kita juga harus bijak menyikapinya. Dampaknya kalau tidak di bully ya dibui”, ujarnya

Beberapa penelitian menjelaskan bahwa tolak ukur dari sebuah kebahagiaan adalah adanya hubungan, interkasi sosial, dan hubungan yang baik dengan orang lain. Semakin berkualitas hubungan interaksi sosialnya maka akan semakin meningkat rasa kebahagiaanya. Muhammadiyah hadir memberikan manfaat untuk masyarakat.

“Sebab orang bahagia adalah senantiasa memiliki hubungan yang baik sesamanya. Nabi senantiasa menganjurkan kita agar senantiasa berbuat baik kepada tetangga. Kalau kita masak, tetangga mencium masakan kita. Maka nabi menganjurkan untuk memberi”, ungkapnya

Terkait dengan adanya seorang muslim yang hatinya masih belum tentram, padahal Islam merupakan agama yang damai. Menurutnya, kedamaian akan jauh meski seseorang itu beragama Islam jika cintanya terhadap yang lain lebih besar ketimbang cintanya pada Allah dan Rasul.

(Dita Fitria Wati)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here