Oleh: Andi Rezti Maharani*

 

Virus satu ini bukan main-main belaka. Begitu beranjak remaja. Dapat menyerang siapa saja. Sampai mabuk asmara dibuatnya.

Momen indah kala berdua dengannya. Dia menyatakan cinta. Tanpa embel-embel, aku mengatakan “IYA!”. Hari itu, dia mengucap janji. Setia sampai mati. Katanya, kita nikah nanti. Jantung semakin tak karuan. Waktu tak ingin disia-siakan. Tak ingin pisah. Kalau jauh takut resah. Sambil sedikit melirik. Kemudian berbisik, “Duh, mas gula aren!”

Di sisi lain. Sepasang muda mudi saling bermadu kasih. Lewat handphone pun jadi. Jarak tak menjadi penghalang. Video call dari malam hari sampai pagi hari pun tak masalah. Harus bertukar kabar. Terkadang melempar perhatian. Bercanda tawa. Adakalanya tersenyum dalam lamunan.

Sedikit gambaran ‘nirmala cinta’ yang kamu dambakan. Atau mungkin telah kamu rasakan saat ini. Di masa remaja. Aku paham benar rasanya seperti apa. Aku pun sama sepertimu. Perasaan itu hadir tanpa alasan. Namun, sayangnya kamu manfaatkan hal itu dengan pacaran. Belum halal, kamu sudah berpegangan tangan. Belum halal, kamu sudah memposting foto kenangan. Belum halal, sering jalan berduaan. Rasanya masa remaja ini tak lengkap kalau tak ada pasangan, begitu kah?

Apapun namanya, entah itu TTM, Kakak-adek, STM, HTS. Tetaplah dinamakan pacaran. Apapun kemasannya, produknya tetap sama. Aku tak dapat pastikan bahwa setiap pacaran akan berujung zina. Namun, sudah dapat aku pastikan bahwa setiap zina berawal dari pacaran. Berapa banyak korban dari pacaran. Korban bunuh diri, penganiayaan (Toxic relationship), hamil di luar nikah, depresi sampai gangguan kejiwaan. Kebanyakan korbannya adalah para perempuan.

So, I write this especially for women.

Guruku pernah memberi materi tentang bahaya mendekati zina, dan akibat yang timbul setelahnya seraya menyebut salah satu dalilNya, “ Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ : 32).

Ah wait, let me guess, pasti kamu sudah khatam dengan ayat ini, iya kan? Banyak yang mengingatkanmu tentang ayat ini. Sekali lagi Hawa nafsu dan bujuk setan, double kill yang membuatmu tak bisa apa-apa selain menurutinya.

“Ya Allah, izinkan aku pacaran!”

List doamu terisi namanya. Lucunya, kamu berdoa meminta izin untuk memulai dosa. Atau kamu sudah tahu dosa, namun tetap memaksa. Begitulah wanita. Hatinya mudah terbuka dan juga terluka. Pada akhirnya, jika kamu terlalu mencintainya. Kamu akan merasakan kecewa. Kenapa? Karena ada yang cemburu melihatmu lebih mencintai makhlukNya dibanding Dia. Siapa? Allah.

Kawan, jika tak ingin patah hati. Jangan didekati. Kamu pernah kecewa satu kali. Masih tetap ingin diulangi. Kalau sudah kecewa lagi. Kamu malah menyalahkan Sang Ilahi. Dia pergi berarti hidupku tak berarti, pikirmu. Sungguh sangat ironi.

Untuk kamu yang sekarang terikat hubungan pacaran…

Silahkan meminta dihalalkan. Jika belum mampu maka tinggalkan. Jangan termakan janji palsu, “Tunggu aku 10 tahun lagi ya!”. Allah Tabaraka wa Ta’ala lebih tahu apa yang kamu butuhkan daripada yang kamu inginkan. Allah mematahkan hati yang berharap selain kepadaNya. Sebagai pelajaran bahwa dia bukanlah yang terbaik. Karena yang terbaik bukan datang untuk pacaran. Yang terbaik akan datang dengan sangat elegan. Memintamu dengan cara yang disyari’atkan.

“Aku juga pengen uwu kayak orang-orang!”

Kawan, trend ‘uwu-uwuan’ saat ini tak perlu kamu ikuti. Kata cinta yang keluar dari mulut pasangan yang belum halal adalah cinta yang penuh dusta! Allah mengujimu dengan menitipkan rasa cinta sebelum pernikahan. Tinggal darimu saja. Apakah bisa menjaga atau malah terjerumus ke dalam dosa? Jangan sampai Allah ambil nyawamu saat kamu asyik bermesraan dengan yang bukan mahrammu. Na’udzubillah.

Dan untukmu wanita pilihan yang saat ini sedang mengikhlaskan..

Tetaplah menjaga dirimu. Jadilah mutiara yang tak mudah didapatkan. Kamu adalah permata. Tak pantas iri dengan nangka terbuka. Bersyukurlah! Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menyelamatkanmu dari bahaya pergaulan akhir zaman. Jadilah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Perbaiki hubunganmu dengan Sang Pencipta. Kamu tak akan pernah tahu akhir dari lelahmu. Apakah perjuanganmu akan berujung mengenakan gaun pernikahan atau hanya sampai mengenakan kain kafan? Apakah dia yang datang melamar atau maut yang duluan meminang? We’ll never know. Semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala menetapkan hatimu pada agama-Nya,  senantiasa memberi keikhlasan dan pengganti yang jauh lebih baik dari sisi-Nya.

Aamiin Allahumma Aamiin.

 

*Penulis adalah santri Ponpes Mujahidin Balikpapan

Editor: M. Andhim

 

Ilustrasi: Fundayforum.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here